Selasa, 26 Maret 2013

Sebuah goresan malam 12 Februari 2013

dari group fb kata-kata hikmah

Bukankah dia dan yang lain hanya bertanya? Lalu apa susahnya jika hanya sekedar menjawab?
Tahu apa yang membuatku kecewa? Karena kau tahu yang sebenarnya terjadi tapi kau malah lebih membela persepsi.
Padahal hanya persepsi, PER-SEP-SI! Bukankah siapapun bebas dengan persepsinya masing-masing?
Tahukah kau jika mengkebiri kebebasan seseorang adalah sebuah kejahatan tanpa hati.
Bukankah setiap orang bebas berekspresi hingga dia mati selama tidak melanggar hukum atau merugikan orang lain.
Heiiiiii ini akan selalu susah karena orang akan tetap berasumsi dan berpersepsi selama mereka tidak bertanya hingga menjadi faktor tidak tahu saja yang berjalan.
Jika aku hanya bercerita tentang luka dan duka, lalu kemana perginya suka?
Bukankah suka selalu hadir? Lalu kenapa ketika duka datang maka kau lenyapkan suka dan kau samakan dia dengan duka?
Jangan salahkan jika akhirnya suka pun lebih memilih menjadi  duka.
Ketika duka berwujud maka sedih nestapa adalah pasangan sejatinya yang bermesraan dengan air mata.
Jika sudah begini rasanya ingin tidur dua koma lima meter di bawah tanah.
Bukankah disana aman walau disana sepi dan gelap.
Tapi mungkin akan lebih berduka dan jadi awal babak baru yang menyakitkan atau malah akan jadi awal membahagiakan yang abadi.
Tapi suka ataupun duka yang terjadi, toh tetap saja hingga kini kau masih menginjak tanah.
Di atas tanah bukan dibawah tanah!
Wahai para pecinta di bumi yang terus berputar, jika kalian berharap selamanya menginjak tanah maka ambilah sebagian waktu itu dariku.
Tapi kau tanya dirimu sendiri karena kau justru malah menyakiti orang yang menyayangimu yang juga kau katakan bahwa kau menyayanginya.
Dimana ceritanya berbagi jika selalu di anggap musuh dan setiap kali datang selalu kau gigit hingga meninggalkan luka, maka lambat laun juga hal itu pasti akan membuat dia pergi menjauh.
Tidak ada siapapun yang membuat aman karena itu adalah ruang dirimu sendiri yang kusebut pikiran, tempat dimana kau penjarakan dirimu.
Kuketuk tapi diam, tidak ada suara jawaban sedangkan mereka hanya melihatku dan tidak berkata apa-apa.
Kemarilah, keluarlah peluk aku. Aku tidak menjanjikan aman namun kau pasti nyaman bersamaku hingga aman ikut mendekat.
Pagi ini mari kita berusaha menapaki jalan dengan semangat tersisa yang Insayallah masih besar dan ingatlah bahwa Illahi tidak akan meninggalkan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar