Sabtu, 28 Juni 2014

Sayangku


Hanya air mata 
Dan sesal kurasa 
Di depanku kau bercinta
 

Kau ingkari janjimu
Tuk setia bersamaku
Kini kau bunuh hatiku
 

Ku tak ingin dengar ratapanmu
Dan ku tak kan lagi menyentuhmu 
Pergi dan jangan kembali 
Ku ingin sendiri
 

Perjalanan panjang cinta kita
Sekejap kau hancurkan selamanya 
Inikah takdir untukku
Dicintai tuk disakiti
 

Ku tahu kau masih sayang 
Dan menyesali sgalanya
Ooh sayang maaf ku tak bisa 

Jangan kembali 
Ku ingin sendiri

Dicintai tuk disakiti
by: Ari


Cinta yang dulu ada mungkin sudah menguap atau memang sejak awal tak pernah ada cinta.
Kami yangmemilih untuk menjalani hingga selama ini. Kami punya andil yg sama untuk setiap salah dan benar.

Mungkin aku yg salah karena tulus mencintainya.
Hingga tak ada lagi tantangan untuknya.

Sayangku, maaf aku membuatmu mencintaiku untuk menyakitiku. 


Aku terlalu hanyut dalam hayalan drama cinta yang indah. Aku lupa dunia nyata, dimana seseorang gak selamanya bisa bersikap manis sama aku dan memberikan perhatian yang tulus. Aku lupa bahwa terkadang beban hidup membuat cinta jadi gak begitu penting untuk seseorang.
Aku harus benar-benar sadar dan bangun dari tidur panjangku. Membuang jauh-jauh tentang hayalan cinta yang indah. Juga bayangan laki-laki gagah,manis dan perhatian tulus sepanjang waktu yang cuma ada di dalam dongeng.
Aku bersyukur pernah mengalaminya tapi harus sadar gak setiap saat bisa merasakannya.






Seberapa pantaskah kau untuk ku tunggu
Cukup indahkah dirimu untuk s'lalu kunantikan 
Mampukah kau hadir dalam setiap mimpi burukku 
Mampukah kita bertahan disaat kita jauh
 
Seberapa hebatkah kau untuk kubanggakan
 Cukup tangguhkah dirimu untuk s'lalu kuandalkan
 Mampukah kau bertahan dengan hidupku yang malang 
Sanggupkah kau meyakinkan disaat aku bimbang

Celakanya hanya kaulah yang benar-benar aku tunggu 
Hanya kaulah yang benar benar memahamiku 
Kau pergi dan hilang ke mana pun kau suka
Celakanya hanya kaulah yang pantas untuk kubanggakan 
Hanya kaulah yang sanggup untuk aku andalkan  
Diantara perih aku s'lalu menantimu 

Mungkin kini kau t'lah menghilang tanpa jejak 
Mengubur semua indah kenangan
Tapi aku s'lalu menunggumu disini 
Bila saja kau berubah pikiran


Seberapa pantas
by SO7

Jumat, 27 Juni 2014

Adilkah Ini (Engga Ngerti)

 
bukan tanpa alasan Tuhan mempertemukanku denganmu



 
Kita telah memutuskanTak lagi bersama 
Karna rintangan yang ada
Tak henti menghadang
Haruskah ku menepis resah ini
 

Salahkah aku atas perasaan ini 
Yang tak mampu menutupi
Aku masih cinta kamu 
Biarkan aku pilih jalan tuk sendiri
Tanpa harus ada lagi
Cinta selain dirimu
 

Mengapa harus keyakinan memisah cinta kita 
Meski cintamu aku
 

Sesungguhnya aku kangen kamu
Dimana dirimu 
Aku ngak ngerti
Dengarkanlah kau tetap terindah
Meski tak mungkin bersatu 
Kau selalu ada di langkahku
 

Keyakinan yang memisahkan kita 
Buat ku bertanya adilkah ini?
 

Haruskah ku menepis rasa ini 
Salahkah aku atas perasaan ini 
Yang tak mampu menutupi 
Aku masih cinta kamu
Biarkan aku pilih jalan tuk sendiri
Tanpa harus ada lagi
Cinta selain dirimu, kasih


Adilkah Ini (Engga Ngerti)


Audy and Rio Febrian by. Youvie Widianto 





Tuhan sedang mengajarkan kita cinta kasih

Sabtu, 21 Juni 2014

FREE! Gak harus repot MOVE ON.


Kemarin aku belajar arti ketulusan dan keikhlasan. Bahwa tulus ikhlas adalah melakukan sesuatu dengan kemampuan terbaik, tapi bukan berarti tidak mengharap balasan. Karena Tuhan sekalipun menjanjikan reward untuk setiap perbuatan baik dan buruk hingga setiap hamba boleh mengharap balasan itu.
Begitulah selama ini aku membiarkan diriku ikut serta dalam menghadapi hal-hal sulitmu walau itu bukan tanggung jawabku karena aku tahu kau baik dan karena aku ingin melakukan yg terbaik untuk seseorang yang kuyakin tercipta untukku.
Juga karena kamu menjadi penggembira hati yang juga pernah tulus padaku dimasa tersulitku.



Kamu bukan yang paling bersalah karena aku pun tak sepenuhnya benar. Kita punya andil yang sama dalam hubungan ini.
Aku selalu menerima baik kekurangan juga kelebihanmu. Terima kasih karena kau pun menerima kelebihan yang menutupi kekuranganku.
Sedikit kecewa saat kekuranganku jadi alasanmu tapi aku tak kan memaksamu untuk jadi penyempurna kekuranganku karena itu aku pergi.
Aku menerima kekuranganmu karena aku tahu kita bisa sama-sama memperbaikinya tapi yang kudapati kau terus menerus seenaknya menyakiti hingga membuatku jadi semakin rendah diri.


Selama ini kumaafkan dan terus kumaafkan engkau bukan karena aku bodoh tapi karena engkau ada dihatiku yang kucintai dengan tulus penuh kesabaran.
Tapi kini saatnya kita hibernasi.
Jika salah satu dari kita bertemu yang lebih baik maka itu adalah rencana-Nya.



Seringnya engkau tak pernah peduli dengan semua yg kulakukan untukmu. Maka kutinggalkan engkau kini karena kau terus menerus bersikap agar aku menjauhimu.
Mudah? Enggak kok.
Aku menangis
Aku murung
Aku marah
Aku kecewa
Tapi ini untuk yang terbaik dan hidup harus terus berlanjut meski tanpamu.




Terkadang engkau harus berjalan pergi meninggalkannya, untuk mengetahui apakah dia berjalan mengikutimu.
Jika tidak, move on.
-Mario Teguh-


Aku tau kau tak memperjuangkanku karena masih memikirkan perempuan itu. Kau membiarkanku pergi begitu saja.
Sekuat apapun kau tak peduli atas kepergianku, jauh di lubuk hatimu aku percaya kau pun merasakan hal yang sama denganku.
Suatu saat yang entah itu kapan, kita akan kembali bersama dalam kebersamaan yang indah karena aku masih yakin tentang dirimu yang tercipta untukku hanya saja sekarang kita masih sama bodohnya.
Sekarang, aku tak harus memaksa diriku untuk repot move on karena Tuhan sedang menuntunku untuk move up dengan indah. Aku cukup menikmati proses perih ini saja demi hadiah dari-Nya.
 




Aku pikir sebaiknya aku pergi menjauh agar kau menemukan tujuan hidupmu dan bisa mendapat perempuan lain yang akan jadi hasil pantulanmu yang lebih baik dariku.
Karena perempuan adalah cerminan dari pribadi si laki-laki, maka biar perpisahan ini menjadi sebuah hukuman untukku yang tak bisa jadi hasil pantulanmu seperti yang kau inginkan.

Aku salah kamu salah tapi kunikmati saja proses cinta yang berubah jadi benci ini dan biar waktu yang membuat kita bisa saling memaafkan dengan saling mendoakan kebaikan.
Kita sama-sama belajar dalam perpisahan. Sekarang kita sama-sama bebas dari belenggu karena akupun tahu bukan hanya aku yang tersiksa selama ini, aku sadar apa kesalahanku padamu yang membuatmu juga jadi merasa terbelenggu selama ini.
Bagimu mungkin aku adalah perempuan terburuk dimatamu. Jadi melangkahlah dengan perempuan lain yang tentu tak akan bersifat seburuk aku.
#SUTRIYANINGSIHMANIK



Jika engkau ingin merasa damai, damailah.
Jika engkau ingin berbahagia, berbahagialah.
Engkau tidak merasa berbahagia, karena engkau merasa berbahagia itu sulit

Dan engkau menolak mencoba mendamaikan dirimu, karena engkau sangat yakin bahwa mendamaikan diri itu tidak mudah.

Sudahlah, ikhlaslah.

Cobalah yang selama ini tidak kau coba.
Mengapakah engkau suka mempertahankan yang tidak mendamaikan dan membahagiakanmu?
 

Sudahlah, ikhlaslah.
Damaikanlah hatimu.
Bahagiakanlah jiwamu.
Mario Teguh

Perempuan itu kali ini bernama Cilpi



Ya Allah, perempuan itu kali ini bernama Cilpi. Perempuan yang Kau beritahu padaku di awal bulan April lalu. Kenapa hati dia bisa tergerak pada perempuan itu padahal jelas sedari awal dia sudah memberitahuku bahwa perempuan itu akan segera menikah? Tentu itu ada dalam kuasa-Mu yang membolak-balik hati hingga pesona perempuan itu ternyata tetap mampu membuat dia jatuh cinta dalam situasi yang bukan perkara salah atau benar.

Sejak itu aku mampu merasakan dan melihat dia berbinar. Sifat pemburunya muncul, begitu bergelora saat mengejar perempuan itu. Dia tak mengindahkan banyak hal karena dia hanya tertuju pada sosok cantik perempuan itu.

Dia menjaga betul HPnya, dia begitu acuh dan selalu penuh amarah padaku yang seringnya tanpa sebab yang jelas. Tapi begitulah dia bersikap jika tengah bermain api. Mungkin kata-kata manis, bualan, rayuan dan ucapan selamat pagi, siang, sore dan malam tengah melayang sempurna melalui berbagai aplikasi di HP, dengan harapan perempuan itu mau ikut serta dalam geloranya. Maka dari itu HP dia jadi haram untuk kusentuh. Dia bahkan menjadi jembatan perempuan itu hingga kini mereka bisa ada dalam lingkungan yang sama.

Saat kemarin aku bertanya pada perempuan itu, perempuan itu justru mengatakan hal buruk tentang dia dan mengatakan sesuatu yang sangat menyakiti hati ini. Siapa dia berani-beraninya berkata seperti itu padaku? Dia tak tahu seperti apa proses yang kujalani hingga bisa sampai di keadaan saat ini. Perempuan itu membela diri bahwa dia tak pernah menaruh rasa dan asa. Perempuan itu justru sempat ingin mundur dari lingkungan mereka. Perempuan itu tak tahan, kesal dan takut pada dia lalu melaporkan dia pada atasan dilingkungan mereka. Perempuan itu juga memintaku agar menasehati si dia supaya tak mengaitkannya lagi dengan prahara kami.

Ya, perempuan itu memang bukan untuk dikaitkan apalagi untuk disalahkan. Tapi rasanya ini menjadi lucu saja. Entah macam apa hubungan yang mereka jalani karena aku tak ikut andil di dalamnya. Tapi tanpa aku ikut campur, hubungan mereka kacau dengan sendirinya. bagiku dia dan perempuan itu sama saja dan memiliki andil yang sama karena tak kan ada asap tanpa api.

Perempuan itu mengajakku bertemu. Karena kurasa akan lebih bijak rasanya jika bertemu dan bertatap muka, juga karena aku ingin tahu beberapa hal, maka aku iyakan ajakan perempuan itu. Tapi perempuan itu malah jadi tampak ragu dan mulai menghindar, aneh. Perempuan itu sepertinya tak mau tahu. Perempuan itu tak mau dikaitkan apa-apa lagi karena menurutnya ini masalah antara aku dan si dia. Namun perempuan itu tetap sepakat untuk bertemu Jumat malam.

Tiba hari kami akan bertemu. Sejak pukul 11 hingga pukul 14 perempuan itu sulit kuhubungi untuk mengkonfirmasi tepatnya kami akan bertemu pukul berapa. Ketika aku bilang akan bertanya pada calon suami perempuan itu saja jika kami tak jadi bertemu, HP ku langsung berbunyi, hahaha. Perempuan itu bilang, tak mau jika calon suaminya dilibatkan karena calon suaminya tak tahu apa-apa. Maka lagi-lagi kami membuat kesepakatan, kami akan bertemu pukul 17:15.

Tepat 15 menit sebelum waktu pertemuan, perempuan itu menelponku untuk menjadwal ulang karena ada yang harus diurusi. Maka aku bertanya lagi apakah boleh jika bertanya pada calon suaminya saja? Karena aku malas menunda. Dengan mantap perempuan itu membolehkan tanpa ragu seperti sebelumnya.

Aku bertanya pada calon suami perempuan itu. Ternyata calon suaminya tahu. Tidak seperti yang perempuan itu bilang. Jawabannya sama persis seperti perkataan perempuan itu. 
Beres, tak lagi ada yang harus kupertanyakan karena terkadang aku tak harus mendapat jawaban atas setiap pertanyaan. THE END.

Dia jatuh cinta dan terpesona pada perempuan itu adalah sesuatu yang harus bisa aku terima. Mereka bersama atau tidak bukanlah urusanku. Setidaknya kini aku tahu siapa yang kini dia cintai, bukan aku. Aku masih cukup tahu diri jadi aku pergi menjauh dari hidupnya hingga meninggalkannya jadi sebuah keputusanku. Hidup harus terus berlanjut agar tak terus menerus berjalan ditempat.





Ketika tanganku tak mampu, maka TanganMu-lah yang akan bekerja Ya Allah.
Aku menarik diri dari lingkaran ini.
Aku memilih jalanku untuk belajar bernapas lega.

Tak mudah untukku melewati bagian ini lagi Ya Allah.
Sulit bagiku hidup tanpa dia.
Sekarang aku sering menarik napas panjang dan berat setiap kali ingat dan merindukan dia.
Tapi setidaknya aku tahu bahwa Engkau masih memberi dia kesempatan bernapas di bumi ini bersamaku.

Biasanya, aku akan meremas sayapnya setiap kali dia akan terbang meninggalkanku.
Biasanya aku tak akan meninggalkannya saat dia berbuat hal bodoh sekalipun.
Tapi terkadang perpisahan bisa mengajarkan akan arti pentingnya keberadaan seseorang.
Maka dari itu kuputuskan agar aku dan dia kini terbang sendiri-sendiri.
Agar aku dan dia belajar akan arti keberadaan satu sama lain apakah penting atau tidak.

Biar perpisahan ini menemukan yang terbaik karena aku percaya hati akan tahu mana yang tepat untuk menjadi belahannya.
Sekarang mungkin bukan saatnya untuk dia menjadikanku belahan hatinya.
Karena dia bahkan belum tahu arti pentingnya hadirku.
Tapi suatu saat nanti, bukan karena keadaan tapi akan datang dari hati.
Karena aku mengenal dia seperti kumengenal diriku.

Aku membiarkan dia terbang bebas,
Bukan semata karena aku menyerah menghadapi dia.
Aku hanya sedang ingin istirahat dari lelahku.
Aku ingin agar dia menentukan sendiri arah yang ingin dia tuju.
Menuju padaku atau pun tidak, maka itu atas kehendak-Mu.

Ya Allah, rasa cinta dan sayangku untuk dia belum berubah.
Siapapun mungkin mengira aku bodoh karena masih cinta setelah dilukai berulangkali, tapi begitulah adanya.
Kumohon bisikkan pada dia agar dia memaafkanku yang menyebalkan ini, kini mulai menjauhinya.
Sampaikan pada dia bahwa aku sedang membuang rasa benci yang kini muncul, agar mampu tersenyum tulus jika bertemu lagi suatu hari nanti.

Kumohon sandingkan dia dengan yang lebih baik dariku.
Yang bersayap cantik dan mampu terbang di ketinggian yang sama menuju tempat tertinggi.
Yang akan menjaga kehormatannya, dan tak akan merendahkan dan menghinakannya.

Jika dia berpaling dariku karena sayapku tak cantik juga cacat,
Kumohon agar Engkau menguatkanku dalam kesendirian di bumi ini.
Jika ternyata Engkau tak akan membiarkanku sendiri,
Kumohon agar mempercayakanku pada seseorang yang dengan rela kepak sayapnya terbang rendah untuk membimbingku dalam pembelajaran terbangku yang lambat dan mungkin tak akan terlampau tinggi.
Seseorang yang tetap melihatku sambil tersenyum saat kami terbang bersama sayap-sayap cantik lainnya.
Seseorang yang akan mendapatkan aku dengan sayap cantik sempurna sebagai hadiah dariMu dialam abadi kelak.

Pernah aku dan dia saling mencintai.
Jika cinta itu kini sedang ataupun sudah menguap,
Maka cinta itu akan tetap indah dalam kenangan.
Jika cinta itu nanti justru akan menguat,
Maka biar dia dan aku belajar.

Cinta kasih-Mu luar biasa tak terbatas
Terima kasih karena malaikat-Mu selalu menjagaku dengan baik.
Merasa dicintai oleh-Mu tak lagi membuatku merasa sendiri.
Terima kasih sudah mengangkat amarah ini.
Kumohon angkat perih hati yang masih sering datang.
Kumohon taburi aku dengan kerelaan memaafkan.
Kumohon jaga serta kuatkan dia dan aku.
Kumohon tuntun aku dan dia pada jalan-Mu yang lurus.
Kumohon terus peluk aku dan dia dengan cinta kasih-Mu yang luar biasa.
Kumohon bahagiakan aku dan dia dalam setiap pembelajaran dari tiap kejadian.

Hidupku masih tanda koma belum sampai pada tanda titik.
Karenanya kubuat ringan hidupku tanpa tanda seru dan tanda tanya.
Aku berjalan dengan yakin bersama-Mu.
Aku mungkin akan salah tapi aku tak kan ragu,
Maka kumohon jauhkan aku dari setiap ragu yang dusta.
It really hasn't been forever yet.
-SUTRI YANINGSIH MANIK-







Keberhasilan yang paling indah adalah mencapai yang tadinya diragukan oleh orang lain.
Jangan buktikan mereka salah.
Buktikan Anda benar.
-Mario Teguh- 


Rabu, 11 Juni 2014

Jelek tak harus minder



Sutri Yaningsih Manik


aku merasa secantik Puteri raja


Dengan tinggi badan 145cm, aku termasuk pendek. Hidungku pesek, alis gak jelas, gigi agak maju, cenderung gemuk, gak cantik, gak masuk kategori cewek yang akan dengan mudah ditaksir para cowok, bibir tebal, dan terlihat lebih tua dari umur yang sebenarnya dan sekarang ditambah dengan bonus yaitu keterbatasan gerak tubuh.
Secara keseluruhan maka aku akan memasukkan diriku kedalam kategori cewek jelek. Buat aku gak masalah karena memang aku gak akan masuk kategori cewek cantik yang biasanya diisi wajah-wajah semisal Ariel Tatum, Pevita Pearce, Nia Ramadani dan banyak wajah lainnya yang dari zaman kezaman kriterianya selalu sama yaitu para perempuan yang memiliki paras dan tubuh yang elok mempesona.
Aku juga gak mau masuk kategori cewek biasa-biasa saja karena itu artinya adalah mereka yang tidak bisa dikatakan cantik tapi tidak bisa juga dikatakan jelek. Menurutku kategori ini agak tidak jelas dan terasa abu-abu maka dari itu aku lebih suka memasukkan diriku dalam kategori jelek agar ada kejelasan, gak simpang siur hahaha.
Kebanyakan orang berkata “Gak ada manusia yang jelek karena Tuhan menciptakan manusia dengan sempurna jadi harus bersyukur.”
Hei, akupun diciptakan Tuhan dengan sempurna. Telingaku 2, mataku 2, mulutku 1, tanganku 2, yah lengkap deh semuanya. Dan menjadi orang jelek itu bukan perkara tidak bersyukur. Ini adalah klasifikasi yang dibuat manusia berdasarkan apa yang dilihat oleh mata. Begitupun aku saat melihat diriku sendiri di cermin, maka dengan santai aku berkata “Ya aku memang jelek.”
Dulu sekali, saat masih kecil, aku berperilaku tomboi tapi dalam diri merasa bahwa aku secantik putri raja dengan wajah rupawan yang selalu bergaun bagus nan mewah kemudian suatu saat akan jatuh cinta pada pangeran tampan.
Memasuki usia remaja aku semakin tomboi dan tidak perduli akan penampilan seperti anak perempuan kebanyakan. Penampilanku lebih mirip anak laki-laki, menyeramkan karena mirip sekali dengan tukang pukul, dan jarang ada yang menyangka bahwa aku perempuan.
Ketika agak dewasa, aku mulai berdandan selayaknya anak perempuan karena Pak Dedun atasanku dulu sering berkata “Perempuan yang menyerupai laki-laki akan dimasukkan ke neraka.” Sejak itu aku mulai memanjangkan rambut, memakai pakaian perempuan bahkan menggunakan high heel.
Awal mula berubah, aku terlihat seperti bencong hingga ditertawakan oleh orang-orang disekitarku. Maklumlah pertama kali. Lama-lama aku semakin bisa mengurus diri, semakin peduli pada penampilan, makin pintar memadu madankan pakaian yang akan kukenakan, semakin cakap dalam urusan make up. Aku pun makin terbiasa dengan bedak, lipstick, lipgloss, blush on, eye shadow, maskara, pinsil alis, eye liner dan yang lainnya.
Walau ada kekurangan disana sini, saat itu aku cukup puas dengan bodyku yang montok, dada yang berisi juga rambut lurus nan lebat yang kurasa jadi penutup kekuranganku sehingga kelebihan ini aku tambahi dengan pakaian yang menurutku OK plus dengan dandanan minimalis yang membuat penampilanku makin ciamik. Yah kalo dikasih nilai, aku kasih 7 lah (Diri sendiri lho ya yang ngasih nilai.) dan aku jadi merasa agak lebih cantik dari sebelumnya.
Katanya orang-orang, cantik itu harus langsing dan putih. Agar terlihat lebih cantik maka aku mulai diet dengan obat-obatan, membiasakan diri menyisihkan uang gaji untuk melakukan perawatan semisal facial, bleaching tubuh, manicure dan yang lainnya. aku juga tergiur oleh bujukan kawan untuk menggunakan cream wajah yang entah merknya apa namun saat itu sedang marak digunakan. Aku membelinya dengan harga Rp.100.000,-. 2 minggu awal pemakaian cream, aku mengalami proses pengelupasan kulit, muncul jerawat berukuran besar yang disertai wajah bengkak dan merah seperti kepiting rebus hingga aku jadi mirip monster. Setelah masa-masa proses suram itu berakhir, creamnya berhasil memutihkan wajahku hingga menjadi putih mulus, bersih dan licin.
Biaya kecantikan itu mahal ya! Sementara aku harus pintar membagi gaji untuk biaya kuliah dan lain-lain. Belakangan juga aku tahu, bahwa cream itu dilarang peredarannya karena mengandung merkuri yang akan berdampak buruk dikemudian hari. Akhirnya aku stop deh. Berhenti pake cream, wajahku jadi berjerawat. Untungnya sih gak lama dan bisa hilang dengan obat legal yang tidak terlampau mahal.
Perawatan ini itu juga aku stop berkaitan dengan biaya juga karena aku mulai malas untuk berdandan (ribet). Aku berpenampilan seadanya dan merasa tak ingin terlihat cantik karena aku justru jadi sering digodain sopir atau kernet angkot, bapak-bapak aneh, tukang becak dan preman jelek. Pokoknya gak nyaman dan berasa murah.
Agustus 2009 aku memutuskan untuk berkerudung. Karena badanku gemuk lagi, aku tampak semakin tua. Saat itu usiaku baru 24 tahun tapi aku terlihat 10 tahun lebih tua. Semenjak berkerudung, kemanapun aku selalu dipanggil “Ibu!” bukan 'teteh' atau 'mbak'. Sumpah beteeeeeeee!!!!! Bayangin aja, setiap aku ke mini market, kasir akan berkata “Ada membernya Bu?” kalau lagi lihat-lihat baju cewek di dept store, SPGnya kadang nyamperin sambil bilang “Ada yang bisa dibantu Bu?” (Makanya aku lebih suka ke dept store yang SPGnya sering tersenyum ramah sambil bilang “Silahkan Kakak, ada yang bisa dibantu?”) bahkan orang yang gak kenal misalnya mau tanya alamat akan berkata “Maaf bu, kalo alamat ini dimana ya?” Semua orang memanggilku ibuuuuuuuuu.
Sempet sih kepikiran untuk buka kerudung, tapi aku tetap bertahan karena ini adalah ujian berkerudung sehingga aku mulai terbiasa dipanggil “Ibu.” Walau kadang masih tetep bete. Tapi memang wajah dan penampilanku mirip dengan ibu-ibu beranak lima berusia sekitar 40 tahun sih jadi ya gak bisa juga nyalahin orang lain.
Dampak stroke pada tubuh bagian kiriku, wajah yang terlihat berusia 44 tahun, penampilan yang belum aku benahi juga kebiasaanku yang jarang tersenyum membuatku terlihat semakin jelek. Maka dari itu sekarang aku mulai belajar membenahi penampilan sedikit demi sedikit. Bukan untuk terlihat cantik tapi untuk menyamankan diri sendiri.
Sebenarnya sejak dulu aku bukan tipe orang yang minder. Aku memiliki rasa percaya diri yang lumayan cukup tinggi. Tapi aku mulai merasa tidak nyaman dengan wajah galakku. Jika aku tak nyaman, apalagi orang lain!
Selama ini, aku sering sekali tertawa terbahak-bahak tapi jarang sekali tersenyum. Wajah galak ini sepertinya akibat dari jarangnya aku tersenyum. Maka aku mulai belajar untuk lebih sering tersenyum walaupun senyumku agak aneh gara-gara wajah yang tak lagi simetris karena stroke tapi aku tetap belajar lebih sering tersenyum karena hal itu berpengaruh sekali lho pada penampilan terutama kenyamanan pada diri sendiri.
Setelah belajar tersenyum, apakah aku jadi cantik? Nggak juga, aku tetep jelek, gendut, berwajah agak galak, dan tetap lebih tua daripada umur sebenarnya. Tapi aku semakin mengenal diriku, aku semakin merasa pantas mendapat hormat dari diriku sendiri, semakin nyaman dan semakin bertambah percaya diri.
Aku memang jelek tapi menjadi jelek bukanlah aib. Aku memang tidak cantik tapi kawanku bilang, cantik secara fisik bukanlah segalanya. Dia juga memberiku satu hadis yang menggembirakan hati, yaitu “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta benda kalian. Akan tetapi Allah melihat kepada hati dan perbuatan-perbuatan kalian.” (Shahih, HR. Muslim dan Ibnu Majah dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Apakah hatiku cantik? Nggak juga, malah dalam proses mengenal diri sendiri, aku semakin sadar akan sifat-sifat burukku yang menjelekkan hatiku hingga membuat hatiku berpenyakit. Wow, sudah jelek rupa-nya, jelek pula hatinya, hehehe. Maka selain belajar sering tersenyum, sekarang aku juga mulai belajar mengobati penyakit-penyakit hatiku.
Beberapa orang berkata “Kamu tuh nggak jelek Tri.” Oh ayolah, jelek pun saya tak keberatan karena jelek pun tak membuat aku minder toh jelek dan cantik hanya berdasarkan pandangan mata saja. Lagipula, baik cewek cantik atau yang jelek tetap sama-sama akan menjadi nenek-nenek dan keriput. Perkara menjadi nenek-nenek yang berpenampilan seperti apa, tetap hanyalah perkara bungkus (pakaian) dan polesan
Aku tak perlu masuk kategori cewek yang akan mudah ditaksir para cowok karena aku memang bukan untuk ditaksir tapi untuk dicintai oleh seorang lelaki special seperti sosok ayahku dalam versi yang lebih sempurna.
Sekarang, siapapun boleh memanggilku dengan sebutan “Ibu.” Karena aku mulai merasa terhormat dengan sebutan itu.


Apapun dan bagaimanapun aku, aku bahagia dan bangga dengan diri dan hidupku. Aku bersyukur dengan semua yang aku miliki dan alami.
Alhamdulillahi rabbil alamin. “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”

Terima kasih Ya Allah karena aku adalah Sutri Yaningsih Manik



keep smile :D
punya kekasih ganteng itu bikin timpang ya, hahaha