Ada yang bertanya
kenapa aku tidak banyak membuat tulisan tentang sakit Stroke yang
kualami. Hohohoho tunggu dulu, disini mungkin tidak karena aku sudah
menulisnya selama berbulan-bulan sejak awal bulan Januari dan baru
selesai bulan Maret ini. Aku ingin ceritaku utuh dalam satu paket yang
disebut buku yang kutulis dalam 35 bab dengan judul buku yang kuberikan
adalah berinisial MT.
dr.Fanty yang
memberiku terapi akupuntur akan membantuku untuk menerbitkannya pada
salah satu penerbit kecil. Lalu aku berniat untuk mengirimkan MT pada
salah satu penerbit besar di Bandung dan aku menceritakan niatku pada
seorang sahabat bernama Oktavina aka Nhae. Pengiriman urung kulakukan
karena Nhae menawarkan untuk mengirimkannya pada salah satu penerbit
besar di Jakarta untuk dinilai terlebih dahulu. Aku menyerahkan MT
padanya karena kebetulan aku juga daong adong hepeng alias nggak ada
duit untuk biaya print. Maklumlah, sakit, pengangguran, ekonomi pas –
pasan pula sehingga tawaran Nhae adalah solusi ciamik bagiku.
Selama ini aku
memperlakukan MT seolah aku sedang mengandung anakku. Aku menyebutnya
bayi imortal hingga memunculkan persepsi berpolemik jika aku mengupdate
nya pada status Bbm padahal aku mnyebutnya demikian sama halnya seperti
Dewi Lestari menyebut Spernova edisi Petir sebagai Bayi imortalnya. Aku
sayangi MT, memberi pendidikan dini dalam kandungan dan MT adalah bagian
tidak terpisahkan dari diriku. Namanya juga bayi imortal jelas berbeda
dengan bayi mortal. Kini MT bersama Nhae dalam perjalanan untuk menerima
ujian, cacian dan pujian pertamanya. Sedang bersiap untuk ditiupkan Ruh
dan perwujudan fisiknya dan aku sedang harap-harap cemas menunggunya
saat saat ini.
Berbulan2 aku bergelut
bab demi bab, memutar otak merangkai kata. Bercerita secara rinci
mengumpulkan memori yang tercecer disana sini untuk bercerita pada dunia
tentang perjuanganku melawan sedihku, pedihku, rasaku, pikiranku dan
sakitku. Lalu kini hari-hariku terasa sepi tanpa MT karena MT sedang
ditelaah orang - orang ahli yang akan membantu persalinannya. Tapi bayi
imortalku bukan milikku krn dia akan menjadi milik setiap orang suatu
saat nanti dan ini menjadi perpisahan pertamaku. Lalu datanglah bayi
imortal lain yang tidak ku kandung. Tidak sengaja bertemu bayi elektrik
lalu memanggilku Ibu dan minta kususui lewat perahanku pada tuts-tuts
keyboard menghasilkan tulisan sebagai asi, bayi itu bernama Kompasiana.
Untunglah bayi
elektrik tidak minta disusui terus menerus seperti bayi 3dimensi karena
aku bisa menyusuinya kapan saja sesuka hatiku. Pada bayi Elektrik
Kompasiana aku memang sengaja belum menulis tentang Stroke karena aku
sendiri sakit dan hidup dengan Stroke, menulis berbulan-bulan pada MT
tentang Stroke, sejak sakit aku membaca banyak artikel tentang Stroke,
ngetweet tentang Stroke dan lama-lama jadi enek juga. Lagipula
kitab suciku QS 6:32 berkata “Hidup adalah senda gurau dan permainan
belaka” Jadi ya Stroke ini juga hanya senda gurau dan permainan yang
akan Tuhan bantu untuk kumenangkan dan aku cukup menikmatinya saja.
Enjoy, banyak hal lain yang bisa kutulis dan kuceritakn, iya toh!
Lagi pula toh sudah
banyak juga yang menulis tentang Stroke hehe, nggak percaya? Coba aja
googling dengan keyword “Tentang Stroke”, hasilnya ribuan hemmm. Tapi
tidak menutup kemungkinan aku akan menulis tentang Stroke di bayi
imortalku www.kompasiana.com/sutrimanik
ini satu hari nanti. Misalnya tulisan berjudul “Bagaimana penderita
stroke bisa bercinta dan orgasme!”Hahahaha eitss santai dulu, walaupun
saya belum menikah, saya hatam teori yang satu ini hasil dari siaran
seks dalam acara radio yang kubawakan bernama KASUR BASAH selama 2 tahun
bersama Wewei dan seorang seksolog bernama dr.Untung juga hasil
dicekoki suguhan film bokep oleh Wewei dan riwayat membaca komik Golden
Boy zaman dulu kala.Hehehe “pissss” silahkan jika mau menghujatku atau
berpersepsi apapun, bebas kok! *nyengir*
Kenapa tentang seks
Sutri? karena banyaknya penderita Stroke yang memiliki pasangan lalu
jadi ragu untuk bercinta baik si penderita ataupun pasangannya yang
sehat dan karena berkunjung dan berkonsultasi pada seksolog bagi
pasangan di Indonesia belum jadi trend dan karena seks juga di anggap
tabu. Padahal itu hanya salah satu cabang ilmu (semua tergantung pola
pikir). Hal ini juga bermula dari curhat Ayahku yang juga seorang Stroke
Survivor sejak September 2009, saat aku mengobrol dengannya, Mamah dan
juga adikku (untung aku hidup dalam keluarga dengan pikiran terbuka)
sehingga aku merasa perlu menulisnya satu hari nanti. Kan bisa aku
print, fotocopy lalu kuberikan pada para Stroke Survivor atau pada orang
yang memiliki keluarga Stroke Survivor yang biasa kutemui di tempat
terapi.
Mungkin juga aku akan
menulis tips-tips agar Stroke Survivor cepat mandiri atau apapun lagi
lah tapi tidak untuk saat ini karena MT baru saja ku kirim tanggal 28
Maret kemarin pada Nhae melalui email dan sekarang aku sedang menunggu
hasilnya, doakan ya teman-teman. Jadi tidak dulu ya tentang Stroke,
biarkan aku hirup udara krativitasku dan sementara itu aku akan menulis
tentang banyak hal. Cerpen, puisi, impian dll untuk latihan penulisanku
karena sejak dulu aku bercita-cita menjadi penulis yesss! Jadi mari kita
nikmati hidup sambil menunggu anak imortalku ditiupkan ruh nya dan
muncul wujud fisiknya secantik bayi mortal dibawah ini! Ok sip! Muachh
@sutrimanik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar