Sabtu, 30 Maret 2013

Nunggu bayi imortalku lahir



Ada yang bertanya kenapa aku tidak banyak membuat tulisan tentang sakit Stroke yang kualami. Hohohoho tunggu dulu, disini mungkin tidak karena aku sudah menulisnya selama berbulan-bulan sejak awal bulan Januari dan baru selesai bulan Maret ini. Aku ingin ceritaku utuh dalam satu paket yang disebut buku yang kutulis dalam 35 bab dengan judul buku yang kuberikan adalah berinisial MT.
dr.Fanty yang memberiku terapi akupuntur akan membantuku untuk menerbitkannya pada salah satu penerbit kecil. Lalu aku berniat untuk mengirimkan MT pada salah satu penerbit besar di Bandung dan aku menceritakan niatku pada seorang sahabat bernama Oktavina aka Nhae. Pengiriman urung kulakukan karena Nhae menawarkan untuk mengirimkannya pada salah satu penerbit besar di Jakarta untuk dinilai terlebih dahulu. Aku menyerahkan MT padanya karena kebetulan aku juga daong adong hepeng alias nggak ada duit untuk biaya print. Maklumlah, sakit, pengangguran, ekonomi pas – pasan pula sehingga tawaran Nhae adalah solusi ciamik bagiku.
Selama ini aku memperlakukan MT seolah aku sedang mengandung anakku. Aku menyebutnya bayi imortal hingga memunculkan persepsi berpolemik jika aku mengupdate nya pada status Bbm padahal aku mnyebutnya demikian sama halnya seperti Dewi Lestari menyebut Spernova edisi Petir sebagai Bayi imortalnya. Aku sayangi MT, memberi pendidikan dini dalam kandungan dan MT adalah bagian tidak terpisahkan dari diriku. Namanya juga bayi imortal jelas berbeda dengan bayi mortal. Kini MT bersama Nhae dalam perjalanan untuk menerima ujian, cacian dan pujian pertamanya. Sedang bersiap untuk ditiupkan Ruh dan perwujudan fisiknya dan aku sedang harap-harap cemas menunggunya saat saat ini.
Berbulan2 aku bergelut bab demi bab, memutar otak merangkai kata. Bercerita secara rinci mengumpulkan memori yang tercecer disana sini untuk bercerita pada dunia tentang perjuanganku melawan sedihku, pedihku, rasaku, pikiranku dan sakitku. Lalu kini hari-hariku terasa sepi tanpa MT karena MT sedang ditelaah orang - orang ahli yang akan membantu persalinannya. Tapi bayi imortalku bukan milikku krn dia akan menjadi milik setiap orang suatu saat nanti dan ini menjadi perpisahan pertamaku. Lalu datanglah bayi imortal lain yang tidak ku kandung. Tidak sengaja bertemu bayi elektrik lalu memanggilku Ibu dan minta kususui lewat perahanku pada tuts-tuts keyboard menghasilkan tulisan sebagai asi, bayi itu bernama Kompasiana.
Untunglah bayi elektrik tidak minta disusui terus menerus seperti bayi 3dimensi karena aku bisa menyusuinya kapan saja sesuka hatiku. Pada bayi Elektrik Kompasiana aku memang sengaja belum menulis tentang Stroke karena aku sendiri sakit dan hidup dengan Stroke, menulis berbulan-bulan pada MT tentang Stroke, sejak sakit aku membaca banyak artikel tentang Stroke, ngetweet tentang Stroke dan lama-lama jadi enek juga. Lagipula kitab suciku QS 6:32 berkata “Hidup adalah senda gurau dan permainan belaka” Jadi ya Stroke ini juga hanya senda gurau dan permainan yang akan Tuhan bantu untuk kumenangkan dan aku cukup menikmatinya saja. Enjoy, banyak hal lain yang bisa kutulis dan kuceritakn, iya toh!
Lagi pula toh sudah banyak juga yang menulis tentang Stroke hehe, nggak percaya? Coba aja googling dengan keyword “Tentang Stroke”, hasilnya ribuan hemmm. Tapi tidak menutup kemungkinan aku akan menulis tentang Stroke di bayi imortalku www.kompasiana.com/sutrimanik ini satu hari nanti. Misalnya tulisan berjudul “Bagaimana penderita stroke bisa bercinta dan orgasme!”Hahahaha eitss santai dulu, walaupun saya belum menikah, saya hatam teori yang satu ini hasil dari siaran seks dalam acara radio yang kubawakan bernama KASUR BASAH selama 2 tahun bersama Wewei dan seorang seksolog bernama dr.Untung juga hasil dicekoki suguhan film bokep oleh Wewei dan riwayat membaca komik Golden Boy zaman dulu kala.Hehehe “pissss” silahkan jika mau menghujatku atau berpersepsi apapun, bebas kok! *nyengir*
Kenapa tentang seks Sutri? karena banyaknya penderita Stroke yang memiliki pasangan lalu jadi ragu untuk bercinta baik si penderita ataupun pasangannya yang sehat dan karena berkunjung dan berkonsultasi pada seksolog bagi pasangan di Indonesia belum jadi trend dan karena seks juga di anggap tabu. Padahal itu hanya salah satu cabang ilmu (semua tergantung pola pikir). Hal ini juga bermula dari curhat Ayahku yang juga seorang Stroke Survivor sejak September 2009, saat aku mengobrol dengannya, Mamah dan juga adikku (untung aku hidup dalam keluarga dengan pikiran terbuka) sehingga aku merasa perlu menulisnya satu hari nanti. Kan bisa aku print, fotocopy lalu kuberikan pada para Stroke Survivor atau pada orang yang memiliki keluarga Stroke Survivor yang biasa kutemui di tempat terapi.
Mungkin juga aku akan menulis tips-tips agar Stroke Survivor cepat mandiri atau apapun lagi lah tapi tidak untuk saat ini karena MT baru saja ku kirim tanggal 28 Maret kemarin pada Nhae melalui email dan sekarang aku sedang menunggu hasilnya, doakan ya teman-teman. Jadi tidak dulu ya tentang Stroke, biarkan aku hirup udara krativitasku dan sementara itu aku akan menulis tentang banyak hal. Cerpen, puisi, impian dll untuk latihan penulisanku karena sejak dulu aku bercita-cita menjadi penulis yesss! Jadi mari kita nikmati hidup sambil menunggu anak imortalku ditiupkan ruh nya dan muncul wujud fisiknya secantik bayi mortal dibawah ini! Ok sip! Muachh
@sutrimanik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar