Pas mau cek email di
yahoo tanggal 10 Juni kemarin, aku melihat satu berita tentang mucikari
cilik dari Surabaya. Setelah itu nonton di tayangan berita banyak yang
membahas masalah ini. Masuk ke kompasiana juga mbrudul tulisan tentang
mucikari cilik. Aku pun sama, tangan ini nggremet-gremet pengen nulis
tentang mereka tapi ku tahan karena belum jelas sebab musababnya.
Berita yang beredar
ybs jadi mucikari karena faktor ekonomi (selalu jadi kambing hitam)
terus ada yang bilang juga hanya untuk dapet Blackberry. Setelah
dilakukan penyelidikan dan investigasi beberapa hari ini, maka di
dapatlah keterangan dari NA (15 tahun) sang mucikari cilik yang duduk di
kelas VIII Sekolah Menengah Pertama.
NA bilang, sebelum
jadi mucikari cilik dia lebih dulu direkrut jadi PSK cilik oleh 2 orang
perempuan berusia 19 dan 20 tahun yang sekarang masih dicari. Alasan NA
jual diri karena muak dengan kondisi hidupnya yang broken home bahkan orang tuanya juga tidak perduli sewaktu dia ditangkap. NA sendiri, katanya sudah berhubungan intim secara aktif tanpa bayaran dengan pacarnya saat berusia 14 tahun.
Bosan jual diri dengan
bandrol 500 ribu sampai 1,5 juta untuk satu kali ‘main’ saat memenuhi
nafsu si Om yang ‘adiknya’ suka ‘daging muda’, sementara NA juga sudah
tahu mudahnya mendapat uang srta melihat adanya prospek keuntungan dari
jual diri, maka 6 bulan ini NA menjalankan bisnisnya
sendiri tanpa harus buang keringat, cukup duduk manis dan memasarkan
bisnisnya dengan link yang sudah di dapat selama jadi psk cilik.
Sistem yang NA jalankan menggunakan getok tular
yaitu mengiming-imingi anak buah dengan uang dan Blackberry yang bisa
di dapat dengan mudah cukup dengan sedikit berkeringat enak. Jika satu
anak bersedia dan akhirnya mendapat apa yang diiming-imingi maka
informasi akan ditularkan kepada teman yang lain hingga NA punya 10 anak
buah. Anak buah NA juga memiliki alasan yang sama saat menjadi psk
cilik karena muak dengan kondisi kehidupan, salah satu dintaranya bahkan
mengaku pernah di perkosa ayah tirinya.
Bayangkan keuntungan
bisnis ini. Satu anak di hargai 750ribu atau dua kali lipat. Dari satu
anak NA mendapat untung 250 ribu. Satu minggu dapat 4 klien artinya NA
berpenghasilan 1juta dalam seminggu tanpa perlu repot-repot ngangkang
dan jadilah NA sebagai seorang pebisnis cilik yang sukses karena dia
menjadi salah satu korban budak duniawi pengukur sukses dengan materi.
Ok mungkin, dari pada
berkeringat enak dengan pacar yang juga nggak jelas juntrungannya dan
habis manis sepah di buang atau dipaksa memuaskan nafsu ayah tiri hingga
berkeringat dan nggak ada enak-enaknya sama sekali, ya mending sama si
Om yang ngasih belain lembut, ngasih manja-manja dikit sambil
berkeringat enak suka sama suka lalu berkata “Om, aku masih anak-anak
tapi hebat ya sudah bisa di ajak bikin anak!” Sesudahnya di kasih uang
jajan deh untuk dipake bersenang-senang guna sejenak melupakan kemuakan
hidup. “Om senang kamu senang.” ucap si Om sambil menggamit dagu khas
adegan dalam sinetron.
Sayangnya ini bukan sinetron yang di bilang menjijikan, lebay dan tidak mendidik. Ini realita setelah sebelumnya heboh 5 anak SD cabuli teman,
mungkin berikutnya akan ada berita heboh anak TK kepergok main
kuda-kudaan tanpa busana beserta belalai gajah kecil yang masuk ke dalam
lubang buaya mini saat ditemukan di TKP. “Naudzubillah
himinasyaitonirrajim, kami berlindung kepada Allah dari setan yang
terkutuk.”
Berita ini harusnya
jadi tamparan untuk semua orang tidak hanya menyalahkan orang tua, agama
atau teknologi. Bb hanya sebagai media komunikasi juga sebagai
iming-iming. Mau sampai kapan kita hanya berkata “Menjijikan”, “Nggak
bermoral!”, “Astaga!” atau kata seru lainnya pertanda kaget yang
harusnya di ucapkan sambil koprol. Oh ayolah, pahami mereka, jangan
tutup mata dan lihat sekeliling. Hal seperti ini banyak dan ada di
sekitar kita. Atau kita hanya akan mengkritik dan menyalahkan saja? Aku
harap tidak.
Saat umur 15 tahun,
aku duduk di bangku SMP kelas 3. saat itu adalah pertama kalinya aku
melihat temanku berciuman bibir seperti dalam film yang sepertinya enak
sekali. Aku juga sering mendapat cerita-cerita erotis dari beberapa
orang teman yang sudah peting, katanya geli-geli nikmat, aku
juga mendapat bacaan dalam 4 lembar kertas hvs yang sengaja di print
anak laki-laki berisi tentang cerita seks dari 17tahun.com. Ada cerita
anak 12 tahun yang belajar ML sama pembantu, Tante yang ngajarin ponakan
enaknya main emut-emutan, ada mahasiswi yang meninggal gara-gara
ususnya habis digerogoti lele yang masuk ke dalam perutnya gara-gara di
pake masturbasi, habis nggak nahan pengen enak karena sudah di ajarin
enak sama pacar tapi pacar lagi nggak ada walhasil lele jadi sasaran.
Wkwkwk entah ceritanya benar atau tidak, tapi cerita-cerita itu seru dan
bikin ser-seran tiap baca bagian yang agak-agak gimana gitu, terus di
bahas deh sama-sama berdasarkan pengetahuan seadanya dan jadilah kami
sebagai remaja tanggung yang sok tahu. Wkwkwk, maaf untuk yang mulai
jijik saat membaca ini. Yah itu sih pengalamanku dan kawan-kawan zaman
dulu yang masih sedang mencoba tahu dan memiliki rasa ingin tahu yang
besar. Itulah hidup, itulah serunya pergaulan remaja. Hidup dan
pergaulan kami mungkin bejat dan tidak bermoral karena kami tidak hidup
dengan suci seperti kalian wahai para pemegang kunci pintu surga.
Aku dan beberapa teman
mungkin hanya sebatas ingin tahu saja, kecuali beberapa orang teman
dari keluarga broken home yang jadi budak narkoba dan terlanjur tahu apa
itu berkeringat enak dan begitu pulalah mungkin dengan NA.
Itu sih salah mereka!
Oh iya jelas itu salah mereka karena kenapa mau tahu tentang berkeringat
enak. Tapi aku yakin, Insya Allah mereka juga mau kok jika seandainya
mereka di beri tahu tentang baik buruk seks, mau kok di beri tahu bahwa
ada Tuhan sebagai tempat berlindung dari kemuakan hidup, mau kok di beri
tahu bahwa orang tua mereka sedang salah namun hidup mereka harus terus
berlanjut.
Mereka menjadi seperti itu hanya sebagai jalan singkat yang juga kebetulan mendapat lingkungan dengan gaya hidup mewah. Persaingan dan pergaulan di kalangan remaja itu sulit man kalo loe ada dilingkungan kayak gini. Hidup adalah pembuktian untuk membuktikan sesuatu yang akhirnya kami sadari ternyata pembuktian nggak penting saat kami dewasa.
Kami juga mau kok hidup dalam keluarga, pergaulan dan lingkungan sehat,
bermoral, baik dan taat agama seperti para pemegang kunci pintu surga
tapi kami juga tidak tahu kenapa kehidupan kami begitu dekat dengan
neraka dan kami tidak memilih ini.
Untuk NA dan
adik-adikku yang lain, sabar ya dik. Kakak tahu kalian hanya
bermain-main dan kadung tahu apa itu ‘berkeringat enak’, Kakak tahu
kalian muak dengan kondisi hidup tapi nanti kalian pasti bisa lebih
memaknai hidup ini. Jangan lupa nanti jika masalah ini sudah selesai,
kalian bagi ya cerita kalian selama menjadi sorotan media, bagaimana itu
di hujat dan bagaimana kalian melewati hidup yang memuakkan itu.
Oh iya, jangan lupa
bilang sama anak-anak lain kalau main bikin anak sama si Om saat masih
anak-anak juga rasanya pasti nggak enak-enak amat kan? Kasih tahu yang
lain juga kalo belaian lembut dan manja si Om cuma boong-boongan doing
karena ‘adik’nya lah yang sebenarnya manja dan ingin di belai. Kakak
kasih tahu ya Dik, uang yang si Om kasih sebenarnya nggak asyik lho,
punya BB juga nggak bikin kamu keren karena sukses dan bahagia lebih
dari itu sayang.
Kalian adalah
pelajaran berharga untuk semua orang dan semoga Kakak berjodoh untuk
bisa bertemu kalian lalu nanti kita sama-sama ngasih tahu teman-teman
yang lain tentang apa yang kalian alami. SEMANGAT
Teman-teman mari
kita doakan NA dkk juga adik-adik lainnya yang mengalami nasib sama,
agar masa depan jauh lebih baik. Setidaknya itu dulu yang bisa ku
lakukan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar