|
http://www.suara-islam.com/read/index/10945/Prabowo-Subianto-Alias-Omar |
Assalamualaikum Pak Prabowo,
Izinkan saya memulai tulisan ini dengan mengatakan
HAIIIIIIIIII!!!!
Tanpa mengurangi rasa hormat, saya
tidak akan terlalu formal gak apa-apa ya Pak. Tulisan ini gak ada maksud untuk
mengintimidasi atau menghujat kok hehehe. Hanya ingin menyampaikan apa yang
ingin saya sampaikan saja sekaligus sebagai ajang eksis.
Ngomong-ngomong Bapak pusing gak sih
Pak dengan kompetisi pencapresan saat ini? Karena banyak sekali pegguna social
media yang sepertinya sudah pusing dan jenuh dengan status atau komentar saling
serang antar pendukung. Tapi hanya antar pendukung kok Pak karena kalo urusan
serang menyerang antar tim sukses yang pernah saya lihat beberapa kali di media
elektronik dan cetak tidak akan saya bahas di tulisan ini. Saling serang
antar pendukung di social media biasanya terjadi karena beberapa pendukung
tidak terima jika capres dukungannya sedang direndahkan atau dijelek-jelekkan,
baik itu fitnah atau memang benar adanya.
Dengan jujur saya katakan bahwa saya
pernah melakukan itu hahaha. Saya mengupdate status yang kurang baik di
facebook lalu diserang pendukung lawan yang tak terima. Tapi yang diserang
sebetulnya bukanlah saya pribadi tapi justru menyerang saya dengan menghujat
Bapak selaku capres yang saya dukung. Untuk itu saya minta maaf, karena ulah
saya Bapak jadi dihujat oleh orang yang tidak Bapak kenal. Tapi saya janji gak
akan lagi-lagi kok Pak, kan saya sudah mengakui dan menyesali.
Akibat perbuatan saya itu, saya coba
membayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang Prabowo Subianto yang disebut
sebagai pelaku penculikan, pelanggar HAM, capres yang katanya berkoalisi dengan
cara bagi-bagi jabatan, katanya punya 2 kewargnegaraan, capres yang cawapresnya
adalah ayah dari pelaku tabrakan maut dan banyak hal lainnya yang saya dapat
dari sana sini. Belum lagi bapak juga diejek tukang kuda, jomblo dll.
Sebenernya banyak banget sih Pak
berita negatif tentang Bapak ketimbang berita positifnya hihihi. Mungkin Itu
resiko ya Pak kalau tidak jadi seseorang yang media darling. Herannya, apapun berita
negatif itu, saya kok masih yakin ya
untuk mendukung Bapak menuju RI 1???
Apa mungkin karena saya membayangkan
bagaimana rasanya menjadi Bapak kemudian saya melihat melalui beberapa media
bagaimana Bapak bersikap?
Pokoknya saya tetap yakin untuk mendukung
Bapak walaupun Bapak mungkin bukan capres paling baik di bumi pertiwi ini.
Urusan salah dan benar tentang Bapak biar jadi urusan Bapak dengan-Nya saja. Toh
kebenaran akan menemukan jalannya sendiri tanpa perlu Bapak berkoar.
Oh iya, saya juga agak bingung
dengan semua alasan yang dilontarkan tim yang satunya lagi yang mengatakan
Bapak begini begitu padahal Bapak kan pernah menjadi cawapres mereka di pemilu
2009 lalu dan mereka tidak mempermasalahkan apapun dari pribadi Bapak pada saat
itu. Tapi sekarang kok ya Bapak itu jadi semacam musuh besar mereka ya?
(Abaikan.)
Sekarang di socmed banyak sekali lho
Pak ajakan ini itu tentang dukungan terhadap capres, diantaranya:
1. Ajakan STOP menjelek-jelekkan capres
cawapres manapun karena salah satu diantaranya akan memimpin negeri ini
nantinya.
2. Ajakan STOP saling serang karena
bahkan jadi pendukung fanatik sekalipun tidak akan mendapat apresiasi dari
kedua capres
3. Ajakan
untuk santai saja di masa kampanye ini karena siapapun yang terpilih tetap
tidak akan mengubah nasib ekonomi pribadi kami selain diri kami sendiri.
Ketiga ajakan itu sebenarnya baik
dan mudah-mudahan akan sedikit mengurangi panasnya suasana persaingan antar
pendukung kedua capres, agar siapapun yang nanti menang, Indonesia tetap damai.
Karena itu saya mulai belajar menjadi pendukung yang baik. Dimulai dengan
berusaha untuk tidak menjatuhkan capres lainnya sekalipun itu dengan berita
yang benar (tapi suka gak tahan juga sih.), tidak terpancing emosi saat capres
dukungan saya dihujat, terakhir membantu Bapak dengan doa agar Tuhan yang membolak
balik hatilah yang menggerakkan hati seluruh rakyat Indonesia untuk memilih
pemimpin yang terbaik.
Hal ini saya lakukan karena saya
melihat sikap Bapak. Bapak saja yang bahkan kalau marah pun rasanya sangat wajar atas
semua tuduhan kok ya bisa santai. Lalu kenapa saya tidak? Capres yang baik akan
memiliki pendukung yang baik, itu aku hehehe. Saya mendukung Bapak dan tidak
meminta apresiasi apapun atas dukungan saya, namun bukan berarti saya gak punya
harapan atas kepemimpinan Bapak kelak jika terpilih.
Seandainya nanti Bapak jadi
presiden, Bapak tidak perlu memenuhi janji-janji Bapak dimasa kampanye ini
karena kami sudah terbiasa dengan pemimpin yang obral janji. Lagi pula kami
yakin Tuhan itu maha adil dan cepat perhitungan-Nya. Lagipula Bapak memang tidak akan serta merta
bisa mengubah nasib kami satu persatu jika nanti jadi presden. Karena hal itu
tergantung bagaimana usaha kami sendiri dalam meraih rezeki dari-Nya.
Saya hanya percaya bahwa pemimpin kami kelak
Insya Allah bisa membantu memberikan kemudahan dalam proses kami mengubah nasib
kami pribadi. Maka jika kelak Bapak Insya Allah terpilih, bolehkah bapak
mempertimbangkan beberapa keinginan saya?
Keinginan itu cukup banyak sih,
diantaranya:
1. Pembebasan biaya pendidikan wajib
belajar 12 tahun, baik itu biaya bangunan, SPP, pembelian Lembar Kerja Siswa,
pembelian seragam dari pihak sekolah.
2. Bisakah Bapak nanti menetapkan biaya
minimal dan maksimal untuk biaya kuliah yang diterapkan oleh pihak kampus baik
pada perguruan tinggi negeri maupun swasta?
3. Bisakah SISTEM OUTSOURCING
benr-benar musnah dari negeri ini seperti yang pernah Bapak utarakan?
4. Tolong sampaikan kepada
bawahan-bawahan Bapak agar mulai mempermudah proses administrasi rakyat dari
mulai tingkat kelurahan hingga ke tingkat teratas. Karena diminta menyuap oleh
oknum petugas juga sudah ada mulai dari lingkup terbawah kok Pak.
5. Bagaimana jika biaya berobat ataupun
rumah sakit mulai digratiskan untuk semua kalangan (ini mungkin agak
berlebihan.)
6. Bolehkah hukuman untuk koruptor
sedikit agak lebih membuat jera mereka?
7. Bagaimana jika rakyat miskin jangan
diberi Bantuan Langsung Tunai karena sungguh tidak tepat sasaran. Kenapa tidak
diberikan bantuan pinjaman dana usaha saja yang disalurkan perkelurahan dengan
segala macam kemudahan saat meminjam dan mengembalikan pinjaman yang tentunya
juga disertai dengan binaan dan pengawasan usaha.
8. Bisakah stok buku diperpustakaan
sekolah ditambah dan terus diperbaharui. Kemudian diadakan perpustakaan
perkelurahan untuk dinikmati masyarakat umum.
9. Tekan pengusaha swasta di negeri ini untuk memberikan upah minimum yang layak bagi karyawannya.
Itu dulu lah pak, sekedar usul tambahan, Bapak kan punya program-program memajukan desa. Nah untuk program-program
Bapak itu nanti, tolong jangan limpahkan pelaksanaan tugas itu langsung pada
kepala desa beserta stafnya. Usul saya, bagaimana jika Bapak merekrut orang
baru saja mulai dari lulusan SMA hingga S1 yang kemudian ditugaskan 5 sampai 8
orang perkelurahan atau desa. Setelah sebelumnya dibekali dengan ilmu dan
prosedur kerja melalui tahapan pelatihan tentunya. Kan lumayan pak sekaligus
mengurangi jumlah pengangguran juga.
Kenapa saya usulkan demikian, karena
ada beberapa oknum kepala desa yang kadang sering tidak bijak dan
menyelewengkan amanah hingga masyarakat tidak sepenuhnya menikmati
program-program cerdas pemerintah pusat.
Sebenarnya sih banyak yang ingin
saya sampaikan tapi nanti saja kita obrolkan jika ada kesempatan bertemu sambil
menikmati segelas kopi dan lapis legit, hehehe.
Wassalamualaikum Pak Prabowo, doa
kami beserta Bapak di bulan ramadhan penuh berkah ini, SEMANGATTTTT!!!!!!!!!
#PrabowoHatta
#SelamatkanIndonesia
#IndonesiaSatu