|
http://quotes-lover.com/search/you+hate+your+life+while |
Beberapa hari ini aku
tak bercinta dengan aksara karena aku sedang sibuk bercinta dengan
dunia. Ya aku sedang menikmati percintaan dengan dunia karena semenjak
aku berada dalam kondisi baruku sejak 8 bulan yang lalu, yaitu jalan
yang tak normal dan tangan kiri yang tidak bergerak sempurna membuat
aktivitas yang dulu biasa kulakukan dengan mudah jadi agak terbatas dan
membuatku sempat merasa tidak percaya diri untuk melakukan ini dan itu
sehingga aku menjalani peran baru dengan hanya menjadi penonton dalam
kehidupan. Aku hanya menonton mereka yang bekerja dan bergerak kesana
kemari. Aku melihat mereka hidup sementara aku seolah sudah mati padahal
nyawa masih menempel dalam ragaku.
Aku lebih banyak diam
dan menyibukkan diri sesekali untuk mencoba aktivitas ini dan itu
sebatas yang aku mampu. Aku belajar memasak, belajar mengepel, belajar
bersih-bersih rumah, dan belajar banyak hal lain, yang dimana dulu semua
hal itu adalah hal yang sangat mudah sekali untuk kulakukan. Aku
menikmati semua proses pembelajaran ini, aku merangkai setiap detail nya
sebagai rangkaian kenangan yang indah.
Ketika berjalan-jalan
ke Tangkuban Parahu bersama Ononk cintaku, ada rasa percaya diri yang
mulai tumbuh. Kemudian ketika sahabatku Rahma mengajakku berbelanja ke
super market, dia mengajariku untuk mengangkat beban sendirian dengan
menenteng keranjang yang penuh dengan belanjaan kami, saat itu rasa
percaya diriku jadi makin bertambah. Lalu ketika kemarin aku
berjalan-jalan keluar kota, rasa percaya diriku semakin bertambah lagi.
Aku mengalami banyak hal indah dalam setiap proses pembelajaran yang
kujalani ini dan rasa percaya diri itu mulai semakin tumbuh perlahan.
Semua hal indah itu,
selama ini kulakukan sendiri di dalam rumah atau dilingkungan sekitar
rumah, kalau pun aku melakukannya dilingkungan yang jauh dari rumah, aku
melakukannya dengan didampingi oleh orang-orang yang mengasihiku.
Sementara itu, di dalam diri ini, ada sesuatu yang terus meminta agar
aku mulai untuk lebih berani beraktivitas sendiri diluar rumah. Tapi
diluar dari segala keterbatasan fisik juga keterbatasan lain yang aku
alami, jujur, sebenarnya aku sendirilah yang paling membatasi diriku
sendiri untuk melakukan aktivitas lain yang sebenarnya ingin kulakukan
diluar rumah. Aku membatasi diriku karena aku takut! Takut tidak mampu
jika aku melakukannya sendirian, aku takut!
Ketakutan itu
membuatku memilih diam sebagai penonton terbaik namun terkadang aku juga
mulai sedikit mengintip dunia. Jadi penonton terus menerus ternyata
membosankan, apa lagi hanya jadi pengintip yang cuma bikin mata jadi
bintitan. Aku melihat ini dan itu hingga akhirnya aku mulai tergoda
ingin ikut bercinta dengan dunia, tapi setiap kali hasrat itu muncul.
selalu saja kutekan sekuat mungkin karena aku takut tidak mampu
melakukanny sendiri, aku takut!
Seseorang bisa melakukan sesuatu yang tak mampu dilakukannya saat dia berada dalam keadaan terpaksa! Ya,
keadaan akhirnya memaksaku untuk membuang jauh rasa takut, memaksaku
untuk memperbesar rasa percaya diri, memaksaku yakin bahwa aku mampu, keadaan menarikku paksa untuk segera bercinta bersama dunia, tidak hanya
diam dirumah, dan keadaan memaksaku untuk melangkah sendiri tanpa
dampingan orang-orang yang biasa mendampingiku karena kasih Allah masih
terus mendampingi, menguatkan dan menuntunku.
Keadaan memaksaku
karena sepertinya aku ini memang tipe manusia yang mirip dengan kuda
yang baru akan berlari kencang setelah dipecut. Akhirnya rasa percaya
diri yang tumbuh perlahan itu bisa semakin besar setelah ada situasi
yang menyakitkan pada tanggal 5 Juli, dimana aku bangkit setelah
menerima bentakan yang menyakitkan dari adik bungsuku. Saat itu aku
menangis namun bagian diriku yang lain memintaku untuk bergerak, tidak
hanya diam saja.
Aku mengikuti kata
hatiku, aku membawa kartu atm dan hp yang sengaja kumatikan lalu aku
melangkahkan kaki entah kemana dan mau apa. Aku hanya berjalan dan terus
berjalan sambil terus menerus menangis hingga di tengah jalan akhirnya
kuputuskan untuk kerumah Rahma saja tapi sayang dia tak dirumah,
kemudian langkah kaki kuteruskan ke rumah teman yang lain tapi dia pun
sedang tak ditempat. Setelah itu aku memutuskan untuk istirahat sejenak.
Saat terdiam, aku pun sadar bahwa aku sudah berjalan sejauh 2km lebih dalam waktu satu setengah jam, Ya Allah gw bisa!
Ucapku dalam hati, aku sedikit tak percaya ketika sadar bahwa aku sedang berada
jauh dari rumah, berjalan sendiri dan ternyata aku bisa. Rasa percaya
yang semakin besar akhirnya mendorongku untuk melanjutkan perjalanan
guna menghilangkan rasa kecewa karena dua sahabatku tak ada dirumahnya
masing-masing. Aku jalan-jalan sendiri dengan terus berjalan kaki.
Aku mulai mampir ke
toko baju kemudian belajar mencoba baju yang pengin aku beli walaupun
susah payah dan butuh waktu yang lama saat berada di dalam kamar ganti
sampai baju itu akhirnya berhasil ada di badanku. Kalau pake kaos doang
sih aku sudah biasa, tapi pake baju gaun di ruang ganti toko adalah
pengalaman pertama dan Alhamdulillah sukses walaupun bajunya tak jadi
kubeli karena mesin gesek untuk debit cardnya rusak, hahahaha. Dilain
sisi, mesin rusak itu menguntungkanku karena uang di dalam kartu itu
sepertinya lebih bermanfaat untuk hal lain dibanding baju, Allah
menyelamatkan uangku!
Beres urusan ditoko
baju, aku mampir ke atm yang ada di dalam mini market lalu mengambil
uang 50.000 yang kemudian kubelikan ice cream coklat sebagai hadiah
untuk diri sendiri. Rasa nya enak, pikiran tenang tapi sedih dihati
belum lagi hilang. Sedang asyik menikmati ice cream, aku menyalakan hp
dan setalah itu hp terus berbunyi tanpa henti. Ada telpon dan sms yang masuk bergantian karena Ononk, orang rumah dan Rahma mulai khawatir dan takut terjadi apa-apa denganku.
Hatiku puas, puas
karena ternyata aku bisa dan mampu, maka setelah puas jalan-jalan, aku
pun memutuskan untuk pulang dengan naik andong sebagai alat transportasi
menuju rumahku karena kaki lumayan nyut-nyutan, maklumlah hampir 3km
total jarak yang kutempuh, dan ternyata, aku juga bisa naik andong sendiri hari itu, karena
selama ini selalu saja harus dibantu.
Tiba dirumah, Mamah
memelukku dan memintaku untuk tidak sakit hati, pelukannya menghapus
sedih dan sakitku. Aku pun makan lalu istirahat. Malam harinya, adik
yang tadi membentakku meminta maaf dan memelukku. Ceritapun berakhir
bahagia.
*****
Setelah kejadian itu,
aku mulai merasa tidak takut lagi, tidak mau lagi mendiskon kemampuan
diri sendiri dan aku sadar bahwa aku tetep ngerooooooooooock! Kejadian
berikutnya adalah tanggal 7 juli. Sehari sebelumnya Ononk memintaku
membungkus kado untuk event diradionya karena dia memiliki kesibukan
hingga tak sempat membuatnya. Aku ke toko souvenir terdekat dengan
diantar adikku Rina kemudian memilih souvenir yang lucu untuk isi kado lalu aku membungkusnya sendiri.
Malam harinya, Ononk datang ke rumah untuk
apel malam minggu tapi dia lupa membawa kadonya saat pamit pulang. Minggu pagi
harinya, aku baru menyadari kado itu tertinggal. Dari radio ke rumahku
butuh waktu 40 menit, sementara 20 menit lagi Ononk akan live on air
jadi kuputuskan untuk mengantarkan sendiri saja ke radio tempat Ononk siaran karena adik-adikku
sedang punya kegitan masing-masing.Aku memilih naik taksi tapi tak ada
satu armada pun yang menyahut jawab mbak yang melayaniku via telepon
saat aku mengkonfirmasi pesanan taksiku yang tak muncul-muncul.
Nekat, maka aku
putuskan untuk naik angkot sendirian. Wajah Mamah agak ragu saat aku
berpamitan, tapi tekadku sudah bulat dan dia tahu bahwa itu artinya
keinginanku tidak bisa ditawar lagi. Aku benar-benar naik angkot sendiri
sambil menenteng kresek berisi kado plus helm untuk nanti kugunakan
saat pulang diantar Ononk.
Naik turun angkot dan
menyebrang mungkin sepele tapi tidak bagiku. Itu adalah sebuah
petualangan dan aku menjalainya dengan sukacita. Setelah 1,5 jam
perjalanan dan sempat salah naik angkot, maklum dulu aku terbiasa naik
motor kemana-mana jadi tidak begitu hapal trayek angkot, tapi tak apalah
namanya juga jalan-jalan. Akhirnya aku memutuskan untuk naik taksi dari
jalan karapitan menuju jalan jurang akibat salah angkot tadi, hehehehe.
Tiba di radio, Ononk
dan kawan-kawannya kaget melihatku, beberapa malah menyalahkan Ononk
padahal dia tak bersalah. Aku menikmati acara yang sedang digelar di
radio tempat Ononk bekerja, setelah acara usai dia mentraktirku makan
gurame bakar sebagai hadiah atas keberanianku. Usai makan aku diajak kerumah
Ononk dan bertemu seluruh keluarganya termasuk Mbak Monik kakaknya yang
tinggal di Semarang yang kebetulan sedang datang ke Bandung. Yeahhhh
setiap hari adalah hari terbaik dan hari itupun cerita berakhir bahagia.
*****
8 Juli, pagi-pagi
sekali aku sudah rapih karena Rahma sahabatku akan menjemputku. Kami
akan pergi mengambil hadiah dari kuis di radio yang kami ikuti.
Masing-masing kami mendapatkan Rp.100.000,- hehehe.
Pukul 10:15 Rahma
sudah datang kemudian dengan berboncengan naik motor kami berangkat
dengan perasaan sukacita. Beres mengambil uang kami putuskan untuk makan
cuanki Serayu. Selama ini aku tidak begitu suka makan Cuanki Serayu apa
lagi tempatnya yang selalu penuh dan antre membuatku malas. Tapi
berhubung Rahma sangat doyan, jadi aku ngikut saja.
Setelah makan, barulah
aku tahu kenapa orang-orang rela mengantri, rasanya benar-benar
LEZATTTTTTTTT. Selama ini aku hanya pernah makan cuanki serayu yang
dibungkus dan dibawa pulang tanpa bumbu karena aku memilih dibening
saja. Ternyata makan cuanki serayu ditempat dengan bumbu batagor
dicampur kedalam kuah cuanki itu rasanya top markotop deh.
Beres makan dan
ngobrol, kami memilih pulang tapi sebelum itu aku minta diantarkan
membeli pisang ijo yang tak jauh dari rumahku. Rahma belum pernah mencobanya
dan menurutku dia harus merasakan lezatnya pisang ijo saat hari sedang
panas. Dan dia benar-benar menyukainya.
Kami berbincang hingga
petang dan aku kembali mendapat hadiah uang senilai 300.000,- dari kuis
radio bersama salah satu bank swasta. Katanya aku tak perlu keradio
untuk mengambilnya karena cukup ke cabang bank terdekat saja. Maka
cerita hari itu kembali ditutup dengan bahagia.
*****
9 Juli, aku mengambil
hadiah ke bank terdekat diantar Pepey sahabatku karena dia kebetulan
sedang mampir kerumah. Aku senang tapi kondisi ayahku menurun,
benar-benar menurun. Seharian dia hanya memilih tidur. Ada perasaan
sedih menyelimuti hingga hari berakhir dan hatiku terus menerus merapal
doa.
*****
Hari pertama puasa aku
absen karena tamu bulanan sedang datang, hadehhh. Hari itu Rahma
mengajakku ke Festival City Link salah satu mall di Bandung. Kami diam
di foodcourt, tak lama Teh Ola dan Yane rekan kerja Rahma yang akan kami
temui datang lalu kami berbincang tentang project kami hingga bedug
maghrib. Usai makan kami lanjutkan berbincang hingga akhirnya kami
memutuskan pulang saat waktu menunjukkan pukul. 20:30. Menyenangkan
rasanya bertemu orang baru lalu berbincang tentang banyak hal. Aku suka
ini!
Diperjalanan pulang,
sesuatu yang tidak kami duga terjadi. Dari arah berlawanan aku sudah
melihat ada satu motor yang kebut-kebutan dan begitu motor kami
berhadapan sangat dekat, motor itu menabrak motor Rahma sangat kencang.
Allah melindungi kami lewat malaikatnya, tidak sedikitpun kami cedera.
Justru yang menabrak kami yang ternyata seorang anak laki-laki berusia
sekitar 13 tahunan lah yang tampaknya cedera karena dia sempat
terguling. Rahma sempat marah pada anak itu tapi tak lama karena kami
segera melanjutkan perjalanan pulang. Rahma mengantarku pulang ke rumah
dengan selamat tanpa kurang satu apapun, dan cerita hari itu ditutup dengan
baik.
Aku suka bercinta
dengan dunia, tak mau hanya jadi penonton apa lagi hanya jadi sekedar
pengintip. Kini, aku sudah lebih siap.
Semoga setiap hari selalu
berakhir dengan baik dan selalu ada kekuatan yang diberikan Tuhan dalam
menghadapi apa pun.
Kau hanya akan lemah jika dirimu mengizinkan untuk lemah!