Senin, 01 April 2013

Saat Musibah Jadi Anugerah





“Katany nggak akan bikin surprise! Ini apa? Loh kok kue nya hancur HAHAHAHAHA”
“Bodoh, mana ada orang yang bikin surprise dan bilang-bilang sayang? Ada-ada aja kamu tuh!” Ucapku dan sungguh itu adalah respon yang tidak kuduga. Saat Uti membuka pintu dan melihatku berdiri dihadapannya tepat pukul dua belas malam sambil memegang kue tart berhiaskan lilin menyala berangka 27, aku pikir dia akan menunjukkan ekspresi terharu, menutup mulutnya dengan tangan dan hanya berkata “Hendra” menyebut namaku dengan pelan karena tidak mampu berkata apapun lalu dia akan menitikkan air mata tapi ternyata dia malah tertawa terbahak-bahak melihat kue tart hancur yang kubawa. Tawanya baru berhenti ketika Ibunya datang dan menjitak kepalanya sambil berkata “Nggak ngehargain!”
Aku hanya mampu berkata “Maaf Neng, kue ini tadinya bagus kok cuma karena dibawa pake motor dan disimpen di box belakang jadi aja ancur karena goyang-goyang selama perjalanan.” Ucapku sambil meletakkan kue dan bergegas mengambil Bunga Mawar putih dan kado kecil yang sudah kusiapkan untuknya.
“Hahaha. Maaf ya Ndra! Nggak apa-apa kue nya bagus banget kok. Yes aku dapet kado!” Ucapnya sambil menahan tawa dan mengambil kado dari tanganku lalu dia membukanya dengan riang.
Uti adalah pacarku dan hari ini dia berulang tahun dan niatku adalah ingin membuat surprise tapi seperti biasa pasti saja selalu gagal dan tidak pernah tercipta suasana yang romantis. Terakhir aku datang membawa boneka dan bunga dan dia tiba-tiba tertawa terbahak-bahak karena pada boneka masih tercantum harga dan reaksinya membuatku malu bukan main. Uti tidak berusaha sedikit berpura-pura bahwa dia tidak melihat harga itu untuk menjaga perasaanku karena dia sungguh orang yang ekspresif dan itu membuatku selalu tampak konyol sehingga menghilangkan reputasiku sebagai laki-laki idola setiap wanita, laki-laki yang selalu tahu bagaimana perempuan ingin diperlakukan. Aku seperti seorang Casanova yang jadi Badut dibuatnya.
Pacar-pacarku sebelumnya selalu romantis dan bersikap manis tapi itu tidak berlaku pada Uti. Jangankan bersikap manis bicaranya saja selalu ceplas ceplos dan suaranya seperti orang yang berbicara menggunakan Toa karena suaranya besar dan menggelegar sehingga jika kami sedang mengobrol di tempat umum, terkadang aku harus berulangkali mengucap “Sssstt, pelanin dikit suaranya!” Apalagi jika dia sudah mulai tertawa, haduh merepotkan dan malu sekali rasanya jika tawanya sudah mulai pecah karena selalu bebas tanpa kendali, lepas tanpa ada yang mampu menahannya dan terkadang justru malah mengundang orang disekitarnya untuk ikut tertawa saat melihatnya tertawa karena tawa renyahnya yang menular.
Dulu, jika aku mendatangi mantan-mantan pacarku saat apel di malam minggu, aku selalu mendapati mereka yang bersikap jaim (jaga image) dan juga malu-malu saat berbincang dan mereka juga selalu bersolek sebaik mungkin saat menyambut kedatanganku tapi lain sekali dengan Uti. Saat aku ngapel, aku selalu mendapatinya bercelana boxer anak laki-laki, berkaos oblong dengan rambut acak-acakan dan wajah berminyak pertanda belum mandi padahal aku selalu mengabarinya terlebih dahulu sebelum aku datang. Saat mengobrol dia tidak pernah malu-malu hingga kadang sikap cueknya membuatku geleng-geleng kepala.
Hahaha itulah Uti pacarku paling aneh yang sebelumnya tidak pernah mau mengatakan I Love You karena baginya itu menjijikkan tapi Uti adalah pacar yang menjalin hubungan paling lama denganku. Biasanya usia hubunganku dengan mantan-mantanku hanya hitungan bulan dan yang paling lama adalah dua tahun dengan Sarah.
Uti adalah pacarku yang berada dikategori tidak layak untuk digandeng karena memiliki nilai paling rendah secara fisik dibanding mantan-mantanku. Dengan skala 1 sampai 10 maka nilai Uti adalah 4 dan entah kenapa seleraku bisa berubah begitu rendah dan ini adalah sebuah kemunduran bagiku.
Dulu aku hanya iseng menerima ajakannya untuk pacaran dan aku berniat akan memutuskannya setelah satu bulan atau paling lama tiga bulan karena aku sungguh tidak menyukai segala macam perangai Uti dan aku sempat membencinya. Aku bahkan enggan memperkenalkannya pada teman-temanku dan dia selalu berjalan dua meter dibelakangku saat kami pergi ke mall dan aku akan selalu membantah jika ada yang menanyakan kebenaran hubungan kami. Sungguh Uti adalah musibah bagiku dan temanku mengatakan bahwa aku sial akibat kutukan banyak perempuan yang kusakiti di masa lalu bahkan ada yang mengatakan bahwa Uti mengguna-gunaiku.
Tapi rasa sayangku pada Uti akhirnya muncul dengan sendirinya oleh kekuatan mistis cinta tanpa paksaan. Semakin aku mengenalnya, lambat laun membuatku selalu semakin merasa nyaman saat berada didekatnya dan aku ingin selalu bersamanya. Hari demi hari kulewati dengan penuh tawa saat bersamanya. Hari berganti minggu, minggu menjadi bulan dan bulan menjadi tahun dan tidak terasa dia membuatku bertahan untuk terus berada disampingnya sudah hampir lima tahun ini. Rasanya dia layak mendapat penghargaan karena berhasil membuat kisah “Beauty&The Beast” menjadi nyata dengan lagu The Changcuters yang berjudul I Love You Beibeh yang menjadi soundtracknya.
Kadang dia juga menjengkelkan dan menyebalkan karena sering mendominasi dan emosinya kadang meluap-luap tapi tidak sedikitpun bisa mengurangi rasa sayangku padanya dan aku tidak bisa marah untuk waktu yang lama padanya.
Uti selalu membuatku tertawa dengan segala macam tingkah konyolnya yang seperti anak-anak yang bebas lepas tanpa beban. Dia tidak pernah ambil pusing masalah yang ada dan selalu berhasil menemukan jalan keluar atas setiap masalahnya ataupun jika tidak menemukan jalan keluar dia selalu tetap bisa tenang dan bertahan dalam situasi tersulit. Dia memiliki pemikiran-pemikiran cerdas dan bagiku dia menjadi teman yang asik untuk berdiskusi saat perempuan lain yang kutemui hanya mampu berdandan dan belanja.
Bagiku Uti juga seperti tukang sulap, jika kancing bajuku copot dia akan menjahitnya sendiri. Jika keuanganku minim tapi ingin makan enak, dia selalu tahu tempat yang pas, enak dan murah meriah. Jika aku sedang butuh teman tahu-tahu dia sudah ada dihadapanku menempuh jarak puluhan kilometer dari rumahnya menuju rumahku. Saat istirahat makan siang dia sudah berada dikantin tempatku bekerja dengan kotak makan berisi masakannya yang lezat. Dia datang mengantarkan makan siang untukku dibawah teriknya matahari dan aku tahu sebetulnya dia sangat sensitif dengan terik matahari yang selalu akan membuatnya mimisan. Jika aku tidak mengetahui tentang suatu hal maka dia akan dengan sabar mengajariku dan hanya menunjukkan ekspresi kesal sesekali saja. Saat dunia menjauhiku, saat semua orang memalingkan wajahnya dariku, saat aku dibuang dan dianggap nista dan saat tidak ada satupun orang yang menolongku dari kesulitan, maka Uti selalu ada disampingku dan membantuku semampunya padahal aku tahu hidupnya pun cukup rumit.
Jiwa sosialnya memang tinggi dan bukan hanya padaku saja. Aku pernah melihatnya menyerahkan uang 250ribu terakhir miliknya pada temannya yang bercerita bahwa bayinya yang baru lahir ditahan pihak rumah sakit karena tidak ada uang untuk membayar biaya persalinan dan dia menyerahkan semua yang dia miliki sehingga hal-hal seperti itu kadang membuatku marah jika dia sudah mulai loyal membantu orang karena bagiku dia terlalu mudah percaya tapi dia selalu berkata dengan santai “Nanti juga aku ditolongin Tuhan kok kalo nggak punya uang dan aku pasti nggak akan pernah nggak punya uang kan banyak temen yang mau minjemin asal jangan lupa bayar!”
Keyakinan pikirannya sangat kuat dan itu selalu benar terjadi. Saat dia tidak memiliki sepeser uang dan ban motornya bocor dia akan menitipkan KTPnya pada tukang tambal lalu tiba-tiba dia menemukan uang di jalan raya dalam perjalan pulang yang akhirnya dia pungut lalu dia kembali pada tukang tambal. Membayar hutangnya dengan uang temuan dan mengambil KTPnya.
Begitupun padaku, dia memiliki keyakinan yang kuat atas diriku yang ada dalam pikirannya. Berulangkali aku menyakitinya dengan berselingkuh, menghardiknya dan merendahkannya agar dia menjauhiku tapi dia selalu bertahan tidak mau pergi. Dia selalu mengatakan bahwa dia akan selalu memenuhi janjinya yaitu ketika aku pernah mendatanginya pada suatu malam dalam keadaan mabuk dan aku berkata “Apapun yang terjadi jangan pernah tinggalin aku.” Uti mengiyakannya dan itu adalah kejadian lima tahun lalu di usia 4bulan hubungan kami dan dia memenuhi janjinya hingga kini. Apapun yang kulakukan dia selalu berkata “Kamu itu sayang sama aku tapi kamu masih belum mau mengakuinya aja.” Dan itu memang benar ternyata aku menyayanginya dan rasa sayangku kini membuatku jatuh cinta kepadanya.
Jangan iseng-iseng dengan cinta karena kau bisa terjebak di dalamnya dan aku mengalaminya. Aku terjebak dan enggan keluar dari jerat cintanya walau sekeras apapun aku dipaksa untuk keluar karena aku suka dengan jebakan indah ini. Dia tidak cantik tapi kecantikan perilakunya sungguh bersinar terang bagiku, dia memang kasar tapi kelembutannya tulus dan dia adalah jimat keberuntunganku, dia tidak pernah menghianatiku, dia menenangkan, dia damai dan dia adalah musibah yang menjadi anugrah yang Tuhan berikan untukku yang akan selalu kujaga selamanya.




ketika Ononk jujur
@sutrimanik