“Katany nggak akan bikin surprise! Ini apa? Loh kok kue nya hancur HAHAHAHAHA”
“Bodoh,
mana ada orang yang bikin surprise dan bilang-bilang sayang? Ada-ada
aja kamu tuh!” Ucapku dan sungguh itu adalah respon yang tidak kuduga.
Saat Uti membuka pintu dan melihatku berdiri dihadapannya tepat pukul
dua belas malam sambil memegang kue tart berhiaskan lilin menyala
berangka 27, aku pikir dia akan menunjukkan ekspresi terharu, menutup
mulutnya dengan tangan dan hanya berkata “Hendra” menyebut namaku dengan
pelan karena tidak mampu berkata apapun lalu dia akan menitikkan air
mata tapi ternyata dia malah tertawa terbahak-bahak melihat kue tart
hancur yang kubawa. Tawanya baru berhenti ketika Ibunya datang dan
menjitak kepalanya sambil berkata “Nggak ngehargain!”
Aku
hanya mampu berkata “Maaf Neng, kue ini tadinya bagus kok cuma karena
dibawa pake motor dan disimpen di box belakang jadi aja ancur karena
goyang-goyang selama perjalanan.” Ucapku sambil meletakkan kue dan
bergegas mengambil Bunga Mawar putih dan kado kecil yang sudah kusiapkan
untuknya.
“Hahaha.
Maaf ya Ndra! Nggak apa-apa kue nya bagus banget kok. Yes aku dapet
kado!” Ucapnya sambil menahan tawa dan mengambil kado dari tanganku lalu
dia membukanya dengan riang.
Uti
adalah pacarku dan hari ini dia berulang tahun dan niatku adalah ingin
membuat surprise tapi seperti biasa pasti saja selalu gagal dan tidak
pernah tercipta suasana yang romantis. Terakhir aku datang membawa
boneka dan bunga dan dia tiba-tiba tertawa terbahak-bahak karena pada
boneka masih tercantum harga dan reaksinya membuatku malu bukan main.
Uti tidak berusaha sedikit berpura-pura bahwa dia tidak melihat harga
itu untuk menjaga perasaanku karena dia sungguh orang yang ekspresif dan
itu membuatku selalu tampak konyol sehingga menghilangkan reputasiku
sebagai laki-laki idola setiap wanita, laki-laki yang selalu tahu
bagaimana perempuan ingin diperlakukan. Aku seperti seorang Casanova
yang jadi Badut dibuatnya.
Pacar-pacarku
sebelumnya selalu romantis dan bersikap manis tapi itu tidak berlaku
pada Uti. Jangankan bersikap manis bicaranya saja selalu ceplas ceplos
dan suaranya seperti orang yang berbicara menggunakan Toa karena
suaranya besar dan menggelegar sehingga jika kami sedang mengobrol di
tempat umum, terkadang aku harus berulangkali mengucap “Sssstt, pelanin
dikit suaranya!” Apalagi jika dia sudah mulai tertawa, haduh merepotkan
dan malu sekali rasanya jika tawanya sudah mulai pecah karena selalu
bebas tanpa kendali, lepas tanpa ada yang mampu menahannya dan terkadang
justru malah mengundang orang disekitarnya untuk ikut tertawa saat
melihatnya tertawa karena tawa renyahnya yang menular.
Dulu,
jika aku mendatangi mantan-mantan pacarku saat apel di malam minggu,
aku selalu mendapati mereka yang bersikap jaim (jaga image) dan juga
malu-malu saat berbincang dan mereka juga selalu bersolek sebaik mungkin
saat menyambut kedatanganku tapi lain sekali dengan Uti. Saat aku
ngapel, aku selalu mendapatinya bercelana boxer anak laki-laki, berkaos
oblong dengan rambut acak-acakan dan wajah berminyak pertanda belum
mandi padahal aku selalu mengabarinya terlebih dahulu sebelum aku
datang. Saat mengobrol dia tidak pernah malu-malu hingga kadang sikap
cueknya membuatku geleng-geleng kepala.
Hahaha
itulah Uti pacarku paling aneh yang sebelumnya tidak pernah mau
mengatakan I Love You karena baginya itu menjijikkan tapi Uti adalah
pacar yang menjalin hubungan paling lama denganku. Biasanya usia
hubunganku dengan mantan-mantanku hanya hitungan bulan dan yang paling
lama adalah dua tahun dengan Sarah.
Uti
adalah pacarku yang berada dikategori tidak layak untuk digandeng
karena memiliki nilai paling rendah secara fisik dibanding
mantan-mantanku. Dengan skala 1 sampai 10 maka nilai Uti adalah 4 dan
entah kenapa seleraku bisa berubah begitu rendah dan ini adalah sebuah
kemunduran bagiku.
Dulu
aku hanya iseng menerima ajakannya untuk pacaran dan aku berniat akan
memutuskannya setelah satu bulan atau paling lama tiga bulan karena aku
sungguh tidak menyukai segala macam perangai Uti dan aku sempat
membencinya. Aku bahkan enggan memperkenalkannya pada teman-temanku dan
dia selalu berjalan dua meter dibelakangku saat kami pergi ke mall dan
aku akan selalu membantah jika ada yang menanyakan kebenaran hubungan
kami. Sungguh Uti adalah musibah bagiku dan temanku mengatakan bahwa aku
sial akibat kutukan banyak perempuan yang kusakiti di masa lalu bahkan
ada yang mengatakan bahwa Uti mengguna-gunaiku.
Tapi rasa sayangku pada Uti akhirnya muncul dengan sendirinya oleh kekuatan mistis cinta tanpa paksaan. Semakin
aku mengenalnya, lambat laun membuatku selalu semakin merasa nyaman
saat berada didekatnya dan aku ingin selalu bersamanya. Hari demi hari
kulewati dengan penuh tawa saat bersamanya. Hari berganti minggu, minggu
menjadi bulan dan bulan menjadi tahun dan tidak terasa dia membuatku
bertahan untuk terus berada disampingnya sudah hampir lima tahun ini.
Rasanya dia layak mendapat penghargaan karena berhasil membuat kisah
“Beauty&The Beast” menjadi nyata dengan lagu The Changcuters yang
berjudul I Love You Beibeh yang menjadi soundtracknya.
Kadang
dia juga menjengkelkan dan menyebalkan karena sering mendominasi dan
emosinya kadang meluap-luap tapi tidak sedikitpun bisa mengurangi rasa
sayangku padanya dan aku tidak bisa marah untuk waktu yang lama padanya.
Uti
selalu membuatku tertawa dengan segala macam tingkah konyolnya yang
seperti anak-anak yang bebas lepas tanpa beban. Dia tidak pernah ambil
pusing masalah yang ada dan selalu berhasil menemukan jalan keluar atas
setiap masalahnya ataupun jika tidak menemukan jalan keluar dia selalu
tetap bisa tenang dan bertahan dalam situasi tersulit. Dia memiliki
pemikiran-pemikiran cerdas dan bagiku dia menjadi teman yang asik untuk
berdiskusi saat perempuan lain yang kutemui hanya mampu berdandan dan
belanja.
Bagiku
Uti juga seperti tukang sulap, jika kancing bajuku copot dia akan
menjahitnya sendiri. Jika keuanganku minim tapi ingin makan enak, dia
selalu tahu tempat yang pas, enak dan murah meriah. Jika aku sedang
butuh teman tahu-tahu dia sudah ada dihadapanku menempuh jarak puluhan
kilometer dari rumahnya menuju rumahku. Saat istirahat makan siang dia
sudah berada dikantin tempatku bekerja dengan kotak makan berisi
masakannya yang lezat. Dia datang mengantarkan makan siang untukku
dibawah teriknya matahari dan aku tahu sebetulnya dia sangat sensitif
dengan terik matahari yang selalu akan membuatnya mimisan. Jika aku
tidak mengetahui tentang suatu hal maka dia akan dengan sabar
mengajariku dan hanya menunjukkan ekspresi kesal sesekali saja. Saat
dunia menjauhiku, saat semua orang memalingkan wajahnya dariku, saat aku
dibuang dan dianggap nista dan saat tidak ada satupun orang yang
menolongku dari kesulitan, maka Uti selalu ada disampingku dan
membantuku semampunya padahal aku tahu hidupnya pun cukup rumit.
Jiwa
sosialnya memang tinggi dan bukan hanya padaku saja. Aku pernah
melihatnya menyerahkan uang 250ribu terakhir miliknya pada temannya yang
bercerita bahwa bayinya yang baru lahir ditahan pihak rumah sakit
karena tidak ada uang untuk membayar biaya persalinan dan dia
menyerahkan semua yang dia miliki sehingga hal-hal seperti itu kadang
membuatku marah jika dia sudah mulai loyal membantu orang karena bagiku
dia terlalu mudah percaya tapi dia selalu berkata dengan santai “Nanti
juga aku ditolongin Tuhan kok kalo nggak punya uang dan aku pasti nggak
akan pernah nggak punya uang kan banyak temen yang mau minjemin asal
jangan lupa bayar!”
Keyakinan
pikirannya sangat kuat dan itu selalu benar terjadi. Saat dia tidak
memiliki sepeser uang dan ban motornya bocor dia akan menitipkan KTPnya
pada tukang tambal lalu tiba-tiba dia menemukan uang di jalan raya dalam
perjalan pulang yang akhirnya dia pungut lalu dia kembali pada tukang
tambal. Membayar hutangnya dengan uang temuan dan mengambil KTPnya.
Begitupun
padaku, dia memiliki keyakinan yang kuat atas diriku yang ada dalam
pikirannya. Berulangkali aku menyakitinya dengan berselingkuh,
menghardiknya dan merendahkannya agar dia menjauhiku tapi dia selalu
bertahan tidak mau pergi. Dia selalu mengatakan bahwa dia akan selalu
memenuhi janjinya yaitu ketika aku pernah mendatanginya pada suatu malam dalam
keadaan mabuk dan aku berkata “Apapun yang terjadi jangan pernah
tinggalin aku.” Uti mengiyakannya dan itu adalah kejadian lima tahun
lalu di usia 4bulan hubungan kami dan dia memenuhi janjinya hingga kini.
Apapun yang kulakukan dia selalu berkata “Kamu itu sayang sama aku tapi
kamu masih belum mau mengakuinya aja.” Dan itu memang benar ternyata
aku menyayanginya dan rasa sayangku kini membuatku jatuh cinta
kepadanya.
Jangan
iseng-iseng dengan cinta karena kau bisa terjebak di dalamnya dan aku
mengalaminya. Aku terjebak dan enggan keluar dari jerat cintanya walau
sekeras apapun aku dipaksa untuk keluar karena aku suka dengan jebakan
indah ini. Dia tidak cantik tapi kecantikan perilakunya sungguh bersinar
terang bagiku, dia memang kasar tapi kelembutannya tulus dan dia adalah
jimat keberuntunganku, dia tidak pernah menghianatiku, dia menenangkan,
dia damai dan dia adalah musibah yang menjadi anugrah yang Tuhan
berikan untukku yang akan selalu kujaga selamanya.
ketika Ononk jujur
@sutrimanik