Jumat, 12 Juli 2013

Bercinta dengan dunia


http://quotes-lover.com/search/you+hate+your+life+while
Beberapa hari ini aku tak bercinta dengan aksara karena aku sedang sibuk bercinta dengan dunia. Ya aku sedang menikmati percintaan dengan dunia karena semenjak aku berada dalam kondisi baruku sejak 8 bulan yang lalu, yaitu jalan yang tak normal dan tangan kiri yang tidak bergerak sempurna membuat aktivitas yang dulu biasa kulakukan dengan mudah jadi agak terbatas dan membuatku sempat merasa tidak percaya diri untuk melakukan ini dan itu sehingga aku menjalani peran baru dengan hanya menjadi penonton dalam kehidupan. Aku hanya menonton mereka yang bekerja dan bergerak kesana kemari. Aku melihat mereka hidup sementara aku seolah sudah mati padahal nyawa masih menempel dalam ragaku.
Aku lebih banyak diam dan menyibukkan diri sesekali untuk mencoba aktivitas ini dan itu sebatas yang aku mampu. Aku belajar memasak, belajar mengepel, belajar bersih-bersih rumah, dan belajar banyak hal lain, yang dimana dulu semua hal itu adalah hal yang sangat mudah sekali untuk kulakukan. Aku menikmati semua proses pembelajaran ini, aku merangkai setiap detail nya sebagai rangkaian kenangan yang indah.
Ketika berjalan-jalan ke Tangkuban Parahu bersama Ononk cintaku, ada rasa percaya diri yang mulai tumbuh. Kemudian ketika sahabatku Rahma mengajakku berbelanja ke super market, dia mengajariku untuk mengangkat beban sendirian dengan menenteng keranjang yang penuh dengan belanjaan kami, saat itu rasa percaya diriku jadi makin bertambah. Lalu ketika kemarin aku berjalan-jalan keluar kota, rasa percaya diriku semakin bertambah lagi. Aku mengalami banyak hal indah dalam setiap proses pembelajaran yang kujalani ini dan rasa percaya diri itu mulai semakin tumbuh perlahan.
Semua hal indah itu, selama ini kulakukan sendiri di dalam rumah atau dilingkungan sekitar rumah, kalau pun aku melakukannya dilingkungan yang jauh dari rumah, aku melakukannya dengan didampingi oleh orang-orang yang mengasihiku. Sementara itu, di dalam diri ini, ada sesuatu yang terus meminta agar aku mulai untuk lebih berani beraktivitas sendiri diluar rumah. Tapi diluar dari segala keterbatasan fisik juga keterbatasan lain yang aku alami, jujur, sebenarnya aku sendirilah yang paling membatasi diriku sendiri untuk melakukan aktivitas lain yang sebenarnya ingin kulakukan diluar rumah. Aku membatasi diriku karena aku takut! Takut tidak mampu jika aku melakukannya sendirian, aku takut!
Ketakutan itu membuatku memilih diam sebagai penonton terbaik namun terkadang aku juga mulai sedikit mengintip dunia. Jadi penonton terus menerus ternyata membosankan, apa lagi hanya jadi pengintip yang cuma bikin mata jadi bintitan. Aku melihat ini dan itu hingga akhirnya aku mulai tergoda ingin ikut bercinta dengan dunia, tapi setiap kali hasrat itu muncul. selalu saja kutekan sekuat mungkin karena aku takut tidak mampu melakukanny sendiri, aku takut!
Seseorang bisa melakukan sesuatu yang tak mampu dilakukannya saat dia berada dalam keadaan terpaksa! Ya, keadaan akhirnya memaksaku untuk membuang jauh rasa takut, memaksaku untuk memperbesar rasa percaya diri, memaksaku yakin bahwa aku mampu, keadaan menarikku paksa untuk segera bercinta bersama dunia, tidak hanya diam dirumah, dan keadaan memaksaku untuk melangkah sendiri tanpa dampingan orang-orang yang biasa mendampingiku karena kasih Allah masih terus mendampingi, menguatkan dan menuntunku.
Keadaan memaksaku karena sepertinya aku ini memang tipe manusia yang mirip dengan kuda yang baru akan berlari kencang setelah dipecut. Akhirnya rasa percaya diri yang tumbuh perlahan itu bisa semakin besar setelah ada situasi yang menyakitkan pada tanggal 5 Juli, dimana aku bangkit setelah menerima bentakan yang menyakitkan dari adik bungsuku. Saat itu aku menangis namun bagian diriku yang lain memintaku untuk bergerak, tidak hanya diam saja.
Aku mengikuti kata hatiku, aku membawa kartu atm dan hp yang sengaja kumatikan lalu aku melangkahkan kaki entah kemana dan mau apa. Aku hanya berjalan dan terus berjalan sambil terus menerus menangis hingga di tengah jalan akhirnya kuputuskan untuk kerumah Rahma saja tapi sayang dia tak dirumah, kemudian langkah kaki kuteruskan ke rumah teman yang lain tapi dia pun sedang tak ditempat. Setelah itu aku memutuskan untuk istirahat sejenak.
Saat terdiam, aku pun sadar bahwa aku sudah berjalan sejauh 2km lebih dalam waktu satu setengah jam, Ya Allah gw bisa! Ucapku dalam hati, aku sedikit tak percaya ketika sadar bahwa aku sedang berada jauh dari rumah, berjalan sendiri dan ternyata aku bisa. Rasa percaya yang semakin besar akhirnya mendorongku untuk melanjutkan perjalanan guna menghilangkan rasa kecewa karena dua sahabatku tak ada dirumahnya masing-masing. Aku jalan-jalan sendiri dengan terus berjalan kaki.
Aku mulai mampir ke toko baju kemudian belajar mencoba baju yang pengin aku beli walaupun susah payah dan butuh waktu yang lama saat berada di dalam kamar ganti sampai baju itu akhirnya berhasil ada di badanku. Kalau pake kaos doang sih aku sudah biasa, tapi pake baju gaun di ruang ganti toko adalah pengalaman pertama dan Alhamdulillah sukses walaupun bajunya tak jadi kubeli karena mesin gesek untuk debit cardnya rusak, hahahaha. Dilain sisi, mesin rusak itu menguntungkanku karena uang di dalam kartu itu sepertinya lebih bermanfaat untuk hal lain dibanding baju, Allah menyelamatkan uangku!
Beres urusan ditoko baju, aku mampir ke atm yang ada di dalam mini market lalu mengambil uang 50.000 yang kemudian kubelikan ice cream coklat sebagai hadiah untuk diri sendiri. Rasa nya enak, pikiran tenang tapi sedih dihati belum lagi hilang. Sedang asyik menikmati ice cream, aku menyalakan hp dan setalah itu hp terus berbunyi tanpa henti. Ada telpon dan sms yang masuk bergantian karena Ononk, orang rumah dan Rahma mulai khawatir dan takut terjadi apa-apa denganku.
Hatiku puas, puas karena ternyata aku bisa dan mampu, maka setelah puas jalan-jalan, aku pun memutuskan untuk pulang dengan naik andong sebagai alat transportasi menuju rumahku karena kaki lumayan nyut-nyutan, maklumlah hampir 3km total jarak yang kutempuh, dan ternyata, aku juga bisa naik andong sendiri hari itu, karena selama ini selalu saja harus dibantu.
Tiba dirumah, Mamah memelukku dan memintaku untuk tidak sakit hati, pelukannya menghapus sedih dan sakitku. Aku pun makan lalu istirahat. Malam harinya, adik yang tadi membentakku meminta maaf dan memelukku. Ceritapun berakhir bahagia.
*****
Setelah kejadian itu, aku mulai merasa tidak takut lagi, tidak mau lagi mendiskon kemampuan diri sendiri dan aku sadar bahwa aku tetep ngerooooooooooock! Kejadian berikutnya adalah tanggal 7 juli. Sehari sebelumnya Ononk memintaku membungkus kado untuk event diradionya karena dia memiliki kesibukan hingga tak sempat membuatnya. Aku ke toko souvenir terdekat dengan diantar adikku Rina kemudian memilih souvenir yang lucu untuk isi kado lalu aku membungkusnya sendiri.
Malam harinya, Ononk datang ke rumah untuk apel malam minggu tapi dia lupa membawa kadonya saat pamit pulang. Minggu pagi harinya, aku baru menyadari kado itu tertinggal. Dari radio ke rumahku butuh waktu 40 menit, sementara 20 menit lagi Ononk akan live on air jadi kuputuskan untuk mengantarkan sendiri saja ke radio tempat Ononk siaran karena adik-adikku sedang punya kegitan masing-masing.Aku memilih naik taksi tapi tak ada satu armada pun yang menyahut jawab mbak yang melayaniku via telepon saat aku mengkonfirmasi pesanan taksiku yang tak muncul-muncul.
Nekat, maka aku putuskan untuk naik angkot sendirian. Wajah Mamah agak ragu saat aku berpamitan, tapi tekadku sudah bulat dan dia tahu bahwa itu artinya keinginanku tidak bisa ditawar lagi. Aku benar-benar naik angkot sendiri sambil menenteng kresek berisi kado plus helm untuk nanti kugunakan saat pulang diantar Ononk.
Naik turun angkot dan menyebrang mungkin sepele tapi tidak bagiku. Itu adalah sebuah petualangan dan aku menjalainya dengan sukacita. Setelah 1,5 jam perjalanan dan sempat salah naik angkot, maklum dulu aku terbiasa naik motor kemana-mana jadi tidak begitu hapal trayek angkot, tapi tak apalah namanya juga jalan-jalan. Akhirnya aku memutuskan untuk naik taksi dari jalan karapitan menuju jalan jurang akibat salah angkot tadi, hehehehe.
Tiba di radio, Ononk dan kawan-kawannya kaget melihatku, beberapa malah menyalahkan Ononk padahal dia tak bersalah. Aku menikmati acara yang sedang digelar di radio tempat Ononk bekerja, setelah acara usai dia mentraktirku makan gurame bakar sebagai hadiah atas keberanianku. Usai makan aku diajak kerumah Ononk dan bertemu seluruh keluarganya termasuk Mbak Monik kakaknya yang tinggal di Semarang yang kebetulan sedang datang ke Bandung. Yeahhhh setiap hari adalah hari terbaik dan hari itupun cerita berakhir bahagia.
*****
8 Juli, pagi-pagi sekali aku sudah rapih karena Rahma sahabatku akan menjemputku. Kami akan pergi mengambil hadiah dari kuis di radio yang kami ikuti. Masing-masing kami mendapatkan Rp.100.000,- hehehe.
Pukul 10:15 Rahma sudah datang kemudian dengan berboncengan naik motor kami berangkat dengan perasaan sukacita. Beres mengambil uang kami putuskan untuk makan cuanki Serayu. Selama ini aku tidak begitu suka makan Cuanki Serayu apa lagi tempatnya yang selalu penuh dan antre membuatku malas. Tapi berhubung Rahma sangat doyan, jadi aku ngikut saja.
Setelah makan, barulah aku tahu kenapa orang-orang rela mengantri, rasanya benar-benar LEZATTTTTTTTT. Selama ini aku hanya pernah makan cuanki serayu yang dibungkus dan dibawa pulang tanpa bumbu karena aku memilih dibening saja. Ternyata makan cuanki serayu ditempat dengan bumbu batagor dicampur kedalam kuah cuanki itu rasanya top markotop deh.
Beres makan dan ngobrol, kami memilih pulang tapi sebelum itu aku minta diantarkan membeli pisang ijo yang tak jauh dari rumahku. Rahma belum pernah mencobanya dan menurutku dia harus merasakan lezatnya pisang ijo saat hari sedang panas. Dan dia benar-benar menyukainya.
Kami berbincang hingga petang dan aku kembali mendapat hadiah uang senilai 300.000,- dari kuis radio bersama salah satu bank swasta. Katanya aku tak perlu keradio untuk mengambilnya karena cukup ke cabang bank terdekat saja. Maka cerita hari itu kembali ditutup dengan bahagia.
*****
9 Juli, aku mengambil hadiah ke bank terdekat diantar Pepey sahabatku karena dia kebetulan sedang mampir kerumah. Aku senang tapi kondisi ayahku menurun, benar-benar menurun. Seharian dia hanya memilih tidur. Ada perasaan sedih menyelimuti hingga hari berakhir dan hatiku terus menerus merapal doa.
*****
Hari pertama puasa aku absen karena tamu bulanan sedang datang, hadehhh. Hari itu Rahma mengajakku ke Festival City Link salah satu mall di Bandung. Kami diam di foodcourt, tak lama Teh Ola dan Yane rekan kerja Rahma yang akan kami temui datang lalu kami berbincang tentang project kami hingga bedug maghrib. Usai makan kami lanjutkan berbincang hingga akhirnya kami memutuskan pulang saat waktu menunjukkan pukul. 20:30. Menyenangkan rasanya bertemu orang baru lalu berbincang tentang banyak hal. Aku suka ini!
Diperjalanan pulang, sesuatu yang tidak kami duga terjadi. Dari arah berlawanan aku sudah melihat ada satu motor yang kebut-kebutan dan begitu motor kami berhadapan sangat dekat, motor itu menabrak motor Rahma sangat kencang. Allah melindungi kami lewat malaikatnya, tidak sedikitpun kami cedera. Justru yang menabrak kami yang ternyata seorang anak laki-laki berusia sekitar 13 tahunan lah yang tampaknya cedera karena dia sempat terguling. Rahma sempat marah pada anak itu tapi tak lama karena kami segera melanjutkan perjalanan pulang. Rahma mengantarku pulang ke rumah dengan selamat tanpa kurang satu apapun, dan cerita hari itu ditutup dengan baik.
Aku suka bercinta dengan dunia, tak mau hanya jadi penonton apa lagi hanya jadi sekedar pengintip. Kini, aku sudah lebih siap.
Semoga setiap hari selalu berakhir dengan baik dan selalu ada kekuatan yang diberikan Tuhan dalam menghadapi apa pun.



Kau hanya akan lemah jika dirimu mengizinkan untuk lemah!

2 komentar:

  1. semangattttt yaaaa... hidup cuma sekali nikmatilah.. PD..harus PD.. sesama manusia dimata Allah,kita sama..So, jgn takut, selama Allah tersenyum sama kamu *tseeeehhh :-)

    BalasHapus