Jumat, 14 Juni 2013

Saya tidak akan memilih partai anda lagi

tulisan gambar berbahasa batak
dari DP bbm seorang kawan
artinya: Uang yang mengatur semua hal di negara ini
 
 
 
Kata seorang guru besar Ekonomi, pajak merupakan sumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara juga daerah tapi sebenarnya, pajak hanya menyumbang 7 % terhadap perekonomian nasional karena ekonomi Indonesia justru di topang oleh konsumsi dan investasi. Sehingga manfaat langsung dari pajak mungkin tidak terlalu kita rasakan.

Nah Iklan yang sekarang ada, berkaitan tentang penggunaan pajak dari para taat pajak untuk subsidi yang penggunaannya menjadi salah sasaran. Kok terasa sangat menarik ya bagiku? Katanya, subsidi itu seharusnya untuk yang tidak mampu tapi malah dinikmati oleh yang mampu. Iklannya dari kementrian yang di pimpin oleh siapa dan dari partai apa gitu lho, saya sepertinya pura-pura lupa. Tapi Suer dah iklannya bagus!

Begini kurang lebih iklannya:
Harga bbm Rp.4500,- saat ini, seharusnya adalah Rp.9000,- karena mendapat subsidi dari pemerintah yang ternyata hanya dinikmati oleh orang yang mampu. Bayangkan jika mobil menggunakan 100 liter bbm dalam 1bulan, artinya mereka menikmati Rp.450.000,-/bulan atau Rp.5.400.000,-/tahun, subsidi dinikmati oleh setiap orang yang mampu padahal seharusnya itu untuk yang miskin. Mari selamatkan subsidi dari para taat pajak!

“Ayo mari kita selamatkan!” jawabku dalam hati

Mendengar kalimat: subsidi Bbm seharusnya untuk yang tidak mampu bukan yang mampu sehingga akan dialihkan untuk yang tidak mampu! Aku lagi-lagi bertanya dalam hati Tidak mampu? Tidak mampu dalam hal apa ya? Nggak mampu beli mobil? Nggak mampu beli motor? Nggak mampu beli rumah? Nggak mampu berobat? Nggak mampu makan? Nggak mampu sekolah? Atau nggak mampu gimana sih?

Kalo yang jelas-jelas, benar-benar sangat teramat sangat tidak mampu seperti tayangan iklan lainnya, ya jelas aja nggak butuh bbm pak! Piye tho? Bbm buat apa coba lha wong motor saja ndak mampu ke beli. Ya itu sih jadi jelas-jelas salah sasaran BANGET. Saya pikir bbm itu sengaja di subsidi untuk semua orang yang perlu bbm agar beban pengeluaran menjadi lebih ringan karena hidup nggak cuma tentang beli bbm tapi ada pemenuhan kebutuhan pokok, cicilan ini itu dll.

Masalahnya sekarang, kalau akan dialihkan kepada yang tidak mampu, artinya per orang mungkin akan mendapat Rp.5.400.000,-/tahun sementara dampak dari kenaikan bbm akan membuat harga bahan pokok naik, ongkos kendaraan umum naik, bbm so pasti naik. Ya intinya saling berkaitan lah. Bayangkan ya Pak, para pedagang yang harus memutar otak mencari tambahan modal untuk belanja barang-barang yang ikut naik. bayangkan pula setiap ibu rumah tangga yang bingung akibat harga gas LPG yang naik Rp.1000,- sampai Rp.2000,-/tabung, beras naik 500,-/kg, sayur mayur, rokok dan yang lainnya juga ikut naik.

Jika sebelumnya untuk kebutuhan hidup setiap orang membutuhkan biaya Rp.20.000,- per harinya kemudian naik menjadi Rp.40.000,-/hari artinya ada tambahan biaya Rp.20.000,-/hari yang artinya Rp.600.000/bulan atau 7.200.000/tahun. Itu sih itungan kasar ya Pak, prakteknya jelas bisa lebih dari itu.

Ok Rp.5.400.000,- diberikan untuk yang tidak mampu dalam satu tahun tapi mereka harus mengeluarkkan biaya lebih dari itu untuk pemenuhan biaya hidup karena yang tidak mampu juga pasti beli sayur, beras dan yang lainnya untuk hidup tapi sayang hidup mereka justru malah semakin tidak mampu! Kemudian yang sebelumnya mampu beli bbm untuk motor ya jadi malah turun taraf hidupnya ke tingkat tidak mampu.

Satu Bapak dari partai apa gitu, sepertinya saya lupa lagi. Dia datang menghampiriku dan dengan gagah berkata “TOLOL kamu Sutri, bbm itu naik karena kita ini penjual bbm termurah dan sering kuota kita jadi jebol karena diselundupkan. Kedua, karena harga bbm murah, maka akan menghambat munculnya energi alternatif lain. Ketiga, dulu kita eksportir minyak tapi sekarang kita importir Sutriku sayang! Sehingga harga saat membeli menggunakan harga taraf internasional membuat kita rugi karena di jual murah di Indonesia dari hasil subsidi dan itu bisa bikin kita lama-lama jadi bangkrut, gimana dong nasib anak cucu nanti Sutri? Ke empat, ini nggak sesuai dengan UU 30/2007 tentang energi, dimana ayat 2 menyebutkan bahwa subsidi disediakan untuk kelompok masyarakat tidak mampu. Yang kelima, ini terakhir ya Sutri, seperlima APBN telah tersedot untuk subsidi energi yang bersifat konsumtif yang menyebabkan ruang gerak belanja untuk sektor produktif yang bersifat jangka panjang menjadi terbatas. Ngerti nggak sekarang kamu Sutri?”

“Agak-agak bingung sih Pak, kenapa sih subsidi untuk yang tidak mampu tetap diberikan, energi alternatif lain tetap di upayakan, subsidi bbm bagi kendaraan umum dan roda 2 tetap diadakan, ubah sedikit undang-undang, adakan aturan wajib tanpa tawar menawar untuk penggunaan pertamax tidak boleh bbm bagi motor dan mobil mewah (Aneh, orang kaya kok mental miskin!).” timpalku santai

“Hahahaha. Anak bodoh!”

“KOk bodoh? Ok kalau begitu Bapak ini kan anggota wakil rakyat yang dipilih rakyat dan yang ikut duduk bersama bapak presiden untuk menentukan harga bbm, boleh nggak aku usul?” tanyaku, lalu aku menyampaikan beberapa poin padanya.

1.Silahkan naikkan bbm tapi tolong minta perusahan-perusahaan satu Indonesia ini untuk menaikkan upah minimum perbulan menjadi Rp.1.500.000,- bagi lulusan SD dan SMP, Rp.2.000.000,- bagi lulusan SMA, Rp.2.500.000,- bagi D3, Rp.4.000.000,- bagi S1 dan menjadi lebih tinggi sesuai pendidikan dan jabatan kan tidak ada yang tidak mungkin Pak kalau pemerintah mau menekan pihak swasta. Permudah juga pengadaan modal dan izin usaha untuk pengusaha-pengusaha kecil negeri ini.
2.Jika subsidi akan diberikan kepada yang tidak mampu, tolong jangan seperti sebelumnya saat menyerahkan Rp.300.000,-/bulan yang pendistribusiannya tidak jelas dan habis begitu saja. Menggunakan Rp.300.000,- itu sebentar Pak! Coba ikuti apa yang orang sunda bilang bere kailna ulah laukna! Artinya berikan kail pancingannya jangan ikannya. Maksudnya berikan modal usaha dan biarkan yang tidak mampu itu berusaha dan tidak di jejali dengan subsidi terus menerus yang membuat mental mereka jadi miskin sehingga maunya terus di beri. Lama-lama mereka akan bermental peminta-minta. Oh iya Negara ini kan mayoritas muslim ya Pak? Coba bekerjasamalah dengan badan zakat, sehingga jika subsidi pemerintah ‘baik hati’ di tambah dengan zakat, maka akan cukup untuk memodali usaha kecil bagi kaum tidak mampu. Lakukan pemberian modal dengan cara mudah dari mulai tingkat RT di semua wilayah tanpa harus lewat administrasi njlimet di bank yang akhirnya juga hanya dinikmati oleh orang-orang tertentu saja.
3.Gratiskan rumah sakit se-Indonesia tanpa tetek bengek administrasi yang njlimet baik negeri maupun swasta, jika yang tidak mampu sudah punya usaha maka alihkan pajak dan zakat untuk subsidi kesehatan. Gratiskan juga pendidikan di setiap tingkatan dari TK sampai perguruan tinggi untuk negeri, dan tentukan tarif pendidikan yang dibolehkan untuk sekolah swasta. Jangan lupa sejahterakan kehidupan tenaga pendidik. Lakukan ini secara menyeluruh dari kota hingga ke pelosok, beri subsidi besar-besaran untuk pendidikan dan kesehatan agar pendidikan murah tapi membuat cerdas dan sehat anak cucu kita yang kemudian kecerdasan anak cucu itu akan bisa mempercepat pemunculan energi alternatif lain dan akan menyelamatkan kesehatan kita ini sang kakek nenek bangsa di hari tua nanti dengan melihat senyum di wajah anak cucu.
4.Perbaiki sistem transportasi umum, kurangi sedikit saja gaji anggota dewan, pegawai-pegawai dinas, para lurah, camat, bupati, walikota, menteri, lalu tanamkan pola hidup sederhana untuk semua pegawai pemerintahan dan kurangi juga subsidi ini itu yang tidak penting apa lagi jalan-jalan keluar negeri menggunakan uang rakyat berdalih studi banding, lalu alihkan semua itu untuk pengadaan transportasi umum. Ambil, sita dan manfaatkan harta para koruptor, minta sumbangan dana dari para jutawan negeri ini, minta pihak swasta dan perusahaan asing di negeri ini untuk memberikan bantuan dana di luar pajak perusahaan lalu gunakan untuk pengadaan transportasi umum (angkot, bus, kereta, MRT dll) yang layak dan berfungsi untuk jangka panjang dengan tarif rendah secara merata di setiap daerah sehingga setiap orang tertarik untuk naik kendaraan umum, jangan lupa batasi jumlah penjualan mobil dan motor yang mudah-mudahan bisa menekan jumlah penggunaan bbm, kemudian pada akhirnya juga menekan jumlah impor bbm.
5.Kelola dan manfaatkan sumber daya alam negeri ini oleh pemerintah, berikan perhatian lebih untuk pertanian, perkebunan dan peternakan. Karena kita harus malu Pak, negerinya kaya tapi bawang, daging, beras dll malah ngimpor padahal harusnya ngekspor. Nah kalau anak cucu kita cerdas, kan bisa di kelola oleh mereka nantinya. Berarti pendidikan harus wajib kudu Pak di subsidi. Oh iya, di negeri ini banyak anak-anak cerdas tapi tidak di beri kesempatan bertanggung jawab membantu mengelola negara, sementara banyak orang-orang tamak yang sibuk mengurusi rekeningnya sendiri malah ditempatkan di posisi yang vital. Mereka orang yang tidak tepat di tempat yang tidak tepat.

Setelah aku menyampaikan pendapatku, seseorang datang lalu berkata “SUTRI, ide kamu cerdas sekali! Ribuan orang berpikir seperti itu bahkan saya pun berpikir demikian tapi ide-ide itu hanya akan muncul ke permukaan lalu menguap begitu saja, terlupakan seiring berjalannya hari. Dengar Sutri, mengurus negara tidak lah semudah itu! Ada banyak aspek-aspek yang harus diperhitungkan!”

“Kenapa tidak? Nggak ada yang nggak mungkin karena itu saya memilih anda di pemilu kemarin. Banyak kok figur pemimpin lain yang bisa anda teladani. Figur pemimpin yang bisa menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat, bisa membuat tunduk anak buah, tidak takut dengan intimidasi kanan kiri, bersikap tegas dan tidak manja, tahu penempatan ini dan itu, bisa mengendalikan korupsi di segala bidang, juga bisa melihat peluang usaha yang bisa diadakan negara kemudian hasilnya akan digunakan untuk kebaikan banyak orang.”

“Ya ya ya, tapi bbm nya naik dulu ya. Idemu saya tampung tapi maaf jika saya tidak ingat. Nih tiket nonton film plus voucher makan gratis ditambah sedikit uang jajan untuk kamu gunakan. Sana bersenang-senang dan jangan pikirkan negeri ini karena negeri ini tidak boleh makmur dan maju, setidaknya untuk saat ini” ucapnya.

“Ok, thank you bos! Aku akan bersenang-senang tapi pemilu nanti saya tidak akan memilih wakil rakyat dari tingkat terkecil hingga pimpinan tertinggi dari partai anda!” balasku

“Nggak apa-apa, masih banyak kok orang bodoh lain yang akan mendukung kami karena kami akan menjanjikan kemakmuran untuk pengikut kami.”

“Tapi saya akan terus berdoa pada Tuhan agar Tuhan membuat hati semua orang melakukan hal yang sama.” ucapku

“Silahkan tapi kami yang memimpin bukan Tuhan, bahkan jika kami menyumpal mulutmu sekarang, Tuhan juga tidak akan membantumu.”

“Astagirullah! Maaf Pak tapi saya hanya menyampaikan aspirasi dan nggak pakai bakar-bakar ban!”

“Iya nggak apa-apa. Saya juga hanya bercanda kan ini negara demokrasi! Sudah sana bersenang-senang.”

“Iya Pak tapi ini tiket nonton, voucher dan uang nya saya kembalikan. Saya mau pergi berdoa bersama yang lain, Assalamualaikum.”

“Walaikumsalam”
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar