Sejak kecil aku
bercita-cita untuk menjadi seorang jagoan. Jagoan yang gagah, mahir
berkelahi dalam menumpas para penjahat dan memiliki jurus yang sakti
seperti jurus bangau terbang, jurus mabuk atau jurus kera kentut tanpa
bau haha jurus ngarang itu.
Ya pandanganku tentang
jagoan diwaktu dulu memang sempit dan terpatok pada jagoan sakti
seperti dalam sinetron anak-anak Saras 008 yang biasa kutonton dan jadi
idolaku. Aku bahkan masih ingat sedikit lirik dari lagu yang menjadi
soundtrack sinetron itu yg dibawakan Saskia dan Geovani jika tidak salah
karena dulu Papah membelikan kasetnya untukku dan adik-adik yg diputar
berulang terus menerus untuk kami dengarkan sambil bernyanyi tidak
keruan. Begini kurang lebih lirik salah satu lagunya:
Akulah ratu Sinisi
Ratu yang baik hati
Dari sel tumbuhan mati kuciptakan mahluk abadi
Keinginan menjadi
jagoan pertama kali muncul saat aku masih kecil ketika menonton tayangan
film Satria Baja Hitam hingga membuatku tergila-gila kepada Kotaro
Minami dan aku sangat bahagia ketika akhirnya melihat atraksi motor
Kotaro dkk di Dufan saat dia datang ke Indonesia. Kebetulan pada saat
itu aku sekeluarga sedang berkunjung kerumah kakak dari Mamah yang biasa
kupanggil Tulang Christin. Tulang mengajakku sekeluarga beserta
keluarga yg lain untuk rekreasi ke Dufan dan kami menonton pertunjukkan
yang tidak begitu kuingat lagi hehe.
Kemudian film Almarhum
Benyamin yang berjudul Samson Betawi menjadikannya sebagai tokoh jagoan
idolaku yang lain karena Samson adalah jagoan yang lucu dan suatu
kebetulan nama panggilanku di SMA juga adalah Samson. Kemudian Abang
Antoni sepupuku menghadiahi aku dan Nur adikku untuk menonton film
Batman & Robin di bioskop yang berada dekat dari rumah namun
sayangnya sekarang bioskop itu sudah tidak ada lagi. Lalu ada Sailormoon
dkk juga banyak tokoh jagoan yang aku tahu setelah aku membaca majalah
Bobo bekas yang kubeli dengan harga Rp.200,- dari Ceu Engkai pedagang
mainan dan majalah bekas disekolahku sewaktu aku SD.
Banyak tokoh jagoan
lain yang jadi panutanku yang dimana mereka memiliki satu kesamaan yaitu
bisa berkelahi menumpas penjahat seperti Gorgom dan Mr.Black. Mereka
membuatku berhayal bahwa suatu hari nanti aku akan bertemu seorang
Profesor sakti yang akan menjadikanku manusia super dengan kostum
menawan.
Setelah agak besar,
akupun jadi sadar bahwa jagoan berkostum dan berkekuatan sakti hingga
menimbulkan cahaya yang bersumber dari kekuatannya ternyata memang hanya
tokoh hayalan saja tapi jago berkelahi kupikir toh tetap bisa kulatih
walau tanpa kekuatan sakti karena siapa tahu aku bertemu penjahat
dijalanan sehingga aku mulai aktif dikegiatan Tae Kwon Do untuk bisa
menjadi seorang jagoan.
Sayangnya aku malah
jadi sok jagoan ketimbang jadi jagoan benaran. Aku memang menjadi
seorang yang tidak penakut dan tidak gentar menghadapi siapapun tapi ada
perangai buruk yang timbul karena beberapa kali aku menyelesaikan
masalah dengan menggunakan kekerasan dan itu jarang dilakukan anak
perempuan lain. Papah menasehatiku dan mengajariku bahwa jagoan tidak
hanya tentang jago berkelahi tapi jagoan adalah seseorang yang bisa
menaklukan dirinya sendiri dari musuh-musuh berwujud emosi.
Diawal terserang
stroke aku drop dan membuat hatiku sedih karena aku tahu aku tidak lagi
bisa menjadi seorang jagoan. Setelah melalui fase terpuruk dan bangkit
juga berdamai dengan keadaan baruku maka akupun kembali pada pemikiran
Papah bahwa jagoan tidak hanya tentang jago berkelahi tapi
jagoan adalah seseorang yang bisa menaklukan dirinya sendiri dari
musuh-musuh berwujud emosi. Yah emosi menjadi musuh utama bagiku
karena timbul luapan-luapan emosi yang sepertinya lebih giat melancarkan
serangan setelah aku Stroke.
Pertanyaannya adalah bisakah aku yang cacat ini jadi jagoan?
karena aku jadi mulai semakin mudah tersinggung, marah, lupa dan sakit
hati yang kadang menimbulkan masalah baru. Ibaratnya tidak perlu
kekuatan penuh dari musuh untuk bisa merubuhkanku karena aku bisa
tumbang cukup dengan sentuhan lembut. Dan bukanlah hal yang mudah untuk
bisa menguasai diri dari emosi yang membuatku semakin akrab pada air
mata.
Dimulai
dengan Bismillahirahmanirahim Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang maka Alhamdulillahi rabbil alamin segala
puji bagi Allah Tuhan semesta alam akhirnya bersama-Nya aku bisa
melewati berbagai macam duka. Allah Yang Perkasa memang tidak terlihat
tapi dia selalu memelukku dengan memberiku ketenangan dalam menghadapi
hidup baruku dan dia mengeluarkanku dari keadaan hampir putus asa.
Tapi rupanya Jagoan
itu tidak setiap hari punya mental baja. Ada kalanya dia lemah dan rapuh
dan aku sering mengalami naik turun kekuatan pertahanan emosiku. Kadang
aku kuat kemudian kadang hampir kalah oleh godaan yang melemahkanku
seperti kesialanku beberapa minggu ini. Tanggal 15 April lalu dengan
berat hati dan sedih aku akhirnya menjual Bb ku yang selama sakit ini
menjadi sahabat setiaku yang tidak pernah lelah dan mengeluh saat
bersamaku si penderita stroke yang rese ini.
Laptop Nur adikku yang
biasa kugunakan mengalami masalah pada hari Rabu 17 April lalu dan
karena jarak dari rumahku ke service center resmi lumayan jauh dan
karena tidak ada yang bisa mengantarku juga karena aku belum diizinkan
naik angkot sendiri maka aku diantar ketempat service terdekat namun
kondisinya justru semakin kacau balau setelah aku mengambilnya pada hari
jumat tanggal 26 April. Aku berhadapan dengan seorang tekhnisi yang
membodohiku hingga dataku hilang, bayarnya mahal, dan selesainya lama
pula. Apa itu namanya tidak memancing amarah?
Belum lagi beberapa
hal yang terjadi secara bersamaan dan membuatku menangis terus menerus
seolah airmataku tidak ada habisnya. Untung ada Mamah yang memeluk,
menasehati dan menenangkanku. Ada Bang Mail yang hari Sabtu datang dan
membetulkan laptop tanpa bayaran sedikitpun. Ada Bapak Tua dan adikku
yang memberiku uang yang jika ditotal nominalnya senilai dengan uang
yang kukeluarkan untuk jasa service laptop sebelumnya dan ada kabar
menggembirakan yang kuterima pagi ini.
“Ah klo itu sih masalah sepele kali Sutri, gw lebih dari itu kaleee!”
Oh ya itu memang
sepele dan akulah yang sekarang sebenarnya tidak jagoan lagi karena dulu
masalah-masalah seperti inipun biasa kuhadapi dengan mudah tapi
sekarang jangankan menghadapi penjahat, menghadapi masalah sepele saja
untuk menguasai emosi pada setiap masalah yang ada aku harus bersusah
payah.
Aku banyak bertemu
Stroke survivor lain yang kebanyakan berusia diatas 50 tahun dan
rata-rata mereka mengalami masalah yang sama tentang perubahan perilaku
begitupun dengan Papah. Mereka rata-rata menjadi lebih mudah lupa, mudah
marah, mudah sakit hati dan mudah tersinggung dan akupun mengalaminya.
Empat hal itu adalah musuh utamaku saat ini dan hanya kepada pemilik
alam semestalah akhirnya aku berserah diri dan meminta kekuatan.
Aku ingin bisa
menguasai emosi diriku dan aku tidak meminta agar Dia mengangkat hal-hal
yang dipercayakan-Nya berada di pundakku, namun aku terus meminta
pada-Nya Yang Maha kuat untuk memberiku kekuatan agar aku tetap bisa
menjadi jagoan. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar