Selasa, 11 Juni 2013

Bisakah Aku yang Cacat ini Jadi Jagoan

Sejak kecil aku bercita-cita untuk menjadi seorang jagoan. Jagoan yang gagah, mahir berkelahi dalam menumpas para penjahat dan memiliki jurus yang sakti seperti jurus bangau terbang, jurus mabuk atau jurus kera kentut tanpa bau haha jurus ngarang itu.

Ya pandanganku tentang jagoan diwaktu dulu memang sempit dan terpatok pada jagoan sakti seperti dalam sinetron anak-anak Saras 008 yang biasa kutonton dan jadi idolaku. Aku bahkan masih ingat sedikit lirik dari lagu yang menjadi soundtrack sinetron itu yg dibawakan Saskia dan Geovani jika tidak salah karena dulu Papah membelikan kasetnya untukku dan adik-adik yg diputar berulang terus menerus untuk kami dengarkan sambil bernyanyi tidak keruan. Begini kurang lebih lirik salah satu lagunya:

Akulah ratu Sinisi
Ratu yang baik hati
Dari sel tumbuhan mati kuciptakan mahluk abadi

Keinginan menjadi jagoan pertama kali muncul saat aku masih kecil ketika menonton tayangan film Satria Baja Hitam hingga membuatku tergila-gila kepada Kotaro Minami dan aku sangat bahagia ketika akhirnya melihat atraksi motor Kotaro dkk di Dufan saat dia datang ke Indonesia. Kebetulan pada saat itu aku sekeluarga sedang berkunjung kerumah kakak dari Mamah yang biasa kupanggil Tulang Christin. Tulang mengajakku sekeluarga beserta keluarga yg lain untuk rekreasi ke Dufan dan kami menonton pertunjukkan yang tidak begitu kuingat lagi hehe.

Kemudian film Almarhum Benyamin yang berjudul Samson Betawi menjadikannya sebagai tokoh jagoan idolaku yang lain karena Samson adalah jagoan yang lucu dan suatu kebetulan nama panggilanku di SMA juga adalah Samson. Kemudian Abang Antoni sepupuku menghadiahi aku dan Nur adikku untuk menonton film Batman & Robin di bioskop yang berada dekat dari rumah namun sayangnya sekarang bioskop itu sudah tidak ada lagi. Lalu ada Sailormoon dkk juga banyak tokoh jagoan yang aku tahu setelah aku membaca majalah Bobo bekas yang kubeli dengan harga Rp.200,- dari Ceu Engkai pedagang mainan dan majalah bekas disekolahku sewaktu aku SD.

Banyak tokoh jagoan lain yang jadi panutanku yang dimana mereka memiliki satu kesamaan yaitu bisa berkelahi menumpas penjahat seperti Gorgom dan Mr.Black. Mereka membuatku berhayal bahwa suatu hari nanti aku akan bertemu seorang Profesor sakti yang akan menjadikanku manusia super dengan kostum menawan.

Setelah agak besar, akupun jadi sadar bahwa jagoan berkostum dan berkekuatan sakti hingga menimbulkan cahaya yang bersumber dari kekuatannya ternyata memang hanya tokoh hayalan saja tapi jago berkelahi kupikir toh tetap bisa kulatih walau tanpa kekuatan sakti karena siapa tahu aku bertemu penjahat dijalanan sehingga aku mulai aktif dikegiatan Tae Kwon Do untuk bisa menjadi seorang jagoan.

Sayangnya aku malah jadi sok jagoan ketimbang jadi jagoan benaran. Aku memang menjadi seorang yang tidak penakut dan tidak gentar menghadapi siapapun tapi ada perangai buruk yang timbul karena beberapa kali aku menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan dan itu jarang dilakukan anak perempuan lain. Papah menasehatiku dan mengajariku bahwa jagoan tidak hanya tentang jago berkelahi tapi jagoan adalah seseorang yang bisa menaklukan dirinya sendiri dari musuh-musuh berwujud emosi.

Diawal terserang stroke aku drop dan membuat hatiku sedih karena aku tahu aku tidak lagi bisa menjadi seorang jagoan. Setelah melalui fase terpuruk dan bangkit juga berdamai dengan keadaan baruku maka akupun kembali pada pemikiran Papah bahwa jagoan tidak hanya tentang jago berkelahi tapi jagoan adalah seseorang yang bisa menaklukan dirinya sendiri dari musuh-musuh berwujud emosi. Yah emosi menjadi musuh utama bagiku karena timbul luapan-luapan emosi yang sepertinya lebih giat melancarkan serangan setelah aku Stroke.

Pertanyaannya adalah bisakah aku yang cacat ini jadi jagoan? karena aku jadi mulai semakin mudah tersinggung, marah, lupa dan sakit hati yang kadang menimbulkan masalah baru. Ibaratnya tidak perlu kekuatan penuh dari musuh untuk bisa merubuhkanku karena aku bisa tumbang cukup dengan sentuhan lembut. Dan bukanlah hal yang mudah untuk bisa menguasai diri dari emosi yang membuatku semakin akrab pada air mata.

Dimulai dengan Bismillahirahmanirahim Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang maka Alhamdulillahi rabbil alamin segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam akhirnya bersama-Nya aku bisa melewati berbagai macam duka. Allah Yang Perkasa memang tidak terlihat tapi dia selalu memelukku dengan memberiku ketenangan dalam menghadapi hidup baruku dan dia mengeluarkanku dari keadaan hampir putus asa.

Tapi rupanya Jagoan itu tidak setiap hari punya mental baja. Ada kalanya dia lemah dan rapuh dan aku sering mengalami naik turun kekuatan pertahanan emosiku. Kadang aku kuat kemudian kadang hampir kalah oleh godaan yang melemahkanku seperti kesialanku beberapa minggu ini. Tanggal 15 April lalu dengan berat hati dan sedih aku akhirnya menjual Bb ku yang selama sakit ini menjadi sahabat setiaku yang tidak pernah lelah dan mengeluh saat bersamaku si penderita stroke yang rese ini.

Laptop Nur adikku yang biasa kugunakan mengalami masalah pada hari Rabu 17 April lalu dan karena jarak dari rumahku ke service center resmi lumayan jauh dan karena tidak ada yang bisa mengantarku juga karena aku belum diizinkan naik angkot sendiri maka aku diantar ketempat service terdekat namun kondisinya justru semakin kacau balau setelah aku mengambilnya pada hari jumat tanggal 26 April. Aku berhadapan dengan seorang tekhnisi yang membodohiku hingga dataku hilang, bayarnya mahal, dan selesainya lama pula. Apa itu namanya tidak memancing amarah?

Belum lagi beberapa hal yang terjadi secara bersamaan dan membuatku menangis terus menerus seolah airmataku tidak ada habisnya. Untung ada Mamah yang memeluk, menasehati dan menenangkanku. Ada Bang Mail yang hari Sabtu datang dan membetulkan laptop tanpa bayaran sedikitpun. Ada Bapak Tua dan adikku yang memberiku uang yang jika ditotal nominalnya senilai dengan uang yang kukeluarkan untuk jasa service laptop sebelumnya dan ada kabar menggembirakan yang kuterima pagi ini.

“Ah klo itu sih masalah sepele kali Sutri, gw lebih dari itu kaleee!”
Oh ya itu memang sepele dan akulah yang sekarang sebenarnya tidak jagoan lagi karena dulu masalah-masalah seperti inipun biasa kuhadapi dengan mudah tapi sekarang jangankan menghadapi penjahat, menghadapi masalah sepele saja untuk menguasai emosi pada setiap masalah yang ada aku harus bersusah payah.

Aku banyak bertemu Stroke survivor lain yang kebanyakan berusia diatas 50 tahun dan rata-rata mereka mengalami masalah yang sama tentang perubahan perilaku begitupun dengan Papah. Mereka rata-rata menjadi lebih mudah lupa, mudah marah, mudah sakit hati dan mudah tersinggung dan akupun mengalaminya. Empat hal itu adalah musuh utamaku saat ini dan hanya kepada pemilik alam semestalah akhirnya aku berserah diri dan meminta kekuatan.

Aku ingin bisa menguasai emosi diriku dan aku tidak meminta agar Dia mengangkat hal-hal yang dipercayakan-Nya berada di pundakku, namun aku terus meminta pada-Nya Yang Maha kuat untuk memberiku kekuatan agar aku tetap bisa menjadi jagoan. Aamiin

13674128431951969690
http://www.facebook.com/kata2hikmah.new?fref=ts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar