dari DP BBm seorang kawan |
Menulis bagiku adalah suatu proses percintaan antara jiwa, pikiran
dan hati dengan aksara. Mereka bercinta bersama hingga mencapai titik klimaks
orgasme yang kemudian memunculkan sensasi bahagia, tenang, rileks dan santai di dalam
diri setelahnya. Lalu, ada hal lain yang juga timbul dari percintaan mereka, yaitu sebuah janin hasil
perkawinan dari sperma aksara yang membuahi sel telur di dalam rahim (kertas, notepad ponsel, social media atau
Microsoft word).
Janin-janin yang timbul dari percintaan kemudian tumbuh
berkembang menjadi anak dengan fisik yang berbeda-beda (buku, artikel, tulisan di media masa dll), sebagian janin yang lain gugur sebelum
menjadi sesuatu lalu menguap entah kemana, menghilang tanpa jejak! Sebagian janin
yang lain bahkan membuang/membunuh dirinya sendiri karena sadar bahwa dirinya tidaklah boleh lahir karena hanya aku ibunya yang boleh menikmatinya, bukan untuk orang lain.
Janin yang ingin tumbuh menjadi anak yang besar kubawa pergi ke tempat persalinan terbaik
karena aku ingin menjadi ayah sekaligus ibu terbaik untuk anakku, dia akan ditangani oleh
bidan terbaik yang juga akan memperbaiki wujud anakku. Sedangkan janin-janin yang merangsek keluar dari benakku untuk sekedar mengintip dunia dan menunjukkan eksitensinya tanpa keinginan jadi besar, kulahirkan pada media-media online.
Saat anakku lahir, dia akan memanggilku ibu sekaligus ayah. Ku bisikkan doa padanya seperti seorang ayah yang mengadzani anaknya, agar anakku bergembira saat berkeliaran di dunia luas. Anakku akan mengembangkan dirinya sendiri, memecah sel memperbanyak diri seperti Amoeba atau virus. Dia lincah walau awalnya malu-malu. Dia bermain dengan hati dan pikiran semua orang, dia itu adalah anakku. Anak yang sadar dan tahu diri bahwa tidak semua orang akan menyukainya, maka dia hanya akan diam memandang mata yang melihat dengan tatapan benci kepadanya tanpa harus berkata-kata, cukup dengan tersenyum. Itulah anakku, bayi imortal, bayi elektrik juga bayi statusku.
Saat anakku lahir, dia akan memanggilku ibu sekaligus ayah. Ku bisikkan doa padanya seperti seorang ayah yang mengadzani anaknya, agar anakku bergembira saat berkeliaran di dunia luas. Anakku akan mengembangkan dirinya sendiri, memecah sel memperbanyak diri seperti Amoeba atau virus. Dia lincah walau awalnya malu-malu. Dia bermain dengan hati dan pikiran semua orang, dia itu adalah anakku. Anak yang sadar dan tahu diri bahwa tidak semua orang akan menyukainya, maka dia hanya akan diam memandang mata yang melihat dengan tatapan benci kepadanya tanpa harus berkata-kata, cukup dengan tersenyum. Itulah anakku, bayi imortal, bayi elektrik juga bayi statusku.
Sementara anakku memulai hidupnya di dunia luas, jiwa,
pikiran dan hati kembali bercinta dengan aksara. Mereka terus bercinta kapan
dan dimana saja sesuka hati mereka. Mereka bercinta di lap top, di notepad
ponsel, di secarik kertas putih, di kertas usang, di status social media atau
di mana pun mereka mau. Ketika hasrat muncul, maka mereka segera memulainya
dengan permainan khas anak-anak terlebih dahulu tanpa perlu malu atau di
komando. Permainan anak-anak adalah pilihan yang mempersatukan mereka, tak hanya raga
tapi juga jiwa mereka. Mereka memilihnya karena semua permainan anak-anak
selalu menyenangkan dan membuat percintaan mereka berakhir dengan
menyenangkan.
Itulah arti menulis bagiku. Vulgar? Ya, menulis memang
memiliki arti yang vulgar bagiku, ya karena inilah pikiran telanjangku yang mungkin menurut anda kotor. Aku hanya seorang perempuan biasa yang terlalu banyak membaca tulisan esek-esek, komik porno juga menonton blue film kartun. Jadi, jika sebagian yang lain masih tabu dengan hal vulgar, bagiku
itu adalah hal yang biasa saja yang bisa jadi sumber inspirasi menulis dan tak perlu malu untuk di ungkapkan dengan jujur. Aku juga ingin
benar-benar merasakan bercinta seperti anak manusia lain, karena mendengar, membaca, menonton dan
mebayangkannya saja terasa asyik dan itu adalah bayangan yang menggoda yang
harus terus kutekan dengan puasa karena di dunia manusia, bergumul atas nama cinta itu
memiliki batas dan sekat yang jelas dengan segala macam aturan. Jadi saat ini,
hal itu belum saatnya untuk kulakukan sampai nanti tiba waktu aku menikah
kemudian baru bisa benar-benar bercinta lalu melahirkan bayi yang nyata dan tak
abadi, seorang bayi mortal.
Sebelum pernikahan itu datang, aku akan terus menulis
sebagai sebuah ekspresi pemuasan hasrat jiwa, pikiran dan hati yang terus tergoda oleh
aksara. Nanti pun setelah menikah, aku akan tetap melakukannya karena menulis adalah percintaan yang kucandu, lalu aku akan
berhenti menyetubuhi aksara ketika Tuhan berkata “AYO PULANG!”
Apakah kalian ingin protes tentang pikiranku?
Kenapa?
Ini pikiraku bukan milikmu dan kalian pun boleh bercinta
dengan jiwa, pikiran dan hatimu sendiri bersama aksara, aku tak akan melarang.
Kita mengenal huruf yang sama, kata yang sama, kadang mendapat pengalaman yang
sama jadi jangan heran jika begitu banyak kemiripan dari tulisanku dengan
tulisanmu.
Siapapun bebas memaknai apa itu menulis semua tergantung
pikiranmu. Ada sekat, batas dan aturan yang jelas namun kadang tidak keberatan
untuk dilanggar karena itu semua tergantung sudut pandang, hati dan pola
pikirmu.
Bukan masalah yang menyulitkan hidup tapi bagaimana hati dan piiranmu
menyikapinya
Bukan kesempatan besar yang membuatmu beruntung tapi bagaimana hati dan
pikiranmu memanfaatkannya.
Bukan kerugian yang membuatmu jatuh tapi bagaimana hati dan pikiranmu
mengizinkannya
Tak hanya laki-laki yg berfantasi, aku juga. Lets rock, yeahhhhhhhhhhh!!!!! |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar