dari DP BBm seorang kawan |
Semua terasa biasa saja dan tak ada yang
istimewa, sebenarnya hidupku tidaklah begitu sulit jika kutelaah lagi
semua yang ku alami. Tapi mungkin hatiku ini memang sudah tak bisa lagi
merasakan sesuatu seperti yang orang lain rasakan. Semacam perasaan
pada sebuah memori tentang kegembiraan, kesedihan atau amarah.
Kenapa semua terasa hambar bagiku?
Kenapa tak ada yang tersisa di hati saat ini. Sepertinya aku sudah lupa
apa itu gembira, sedih atau marah. Kecuali satu rasa yaitu rasa
penyesalan. Rasa itu terus merengek dan merajuk menggerogoti hati dan
pikirankun. Rasa penyesalan menari indah terus menerus menertawakanku.
Semua rasa hambar ini berawal dari
kesalahan masa lalu, yang memunculkan sebuah penyesalan di dalam hati.
Seandainya malam itu aku tak meminta Cruso untuk bertemu, pasti saat
ini aku masih baik-baik saja dalam menikmati warna warni hidup.
Cruso adalah cinta pertamaku di bangku
SMA. Menyebut namanya mampu mengembalikanku secara paksa pada rasa
penyesalan yang teramat dalam, ya hanya perasaan menyesal yang kurasa.
Cruso adalah lelaki paling ’sempurna’ dimataku. Segala yang ku inginkan
dari seorang lelaki ada padanya. Keberaniannya, caranya
memperlakukanku, caranya melindungiku, caranya berbicara,aahhhh dia
memang benar-benar lelaki idamanku.
Awal perkenalanku dengannya terjadi
dengan cara yang sangat tidak layak, kami berkenalan gara-gara aku
melihatnya dalam keadaan setengah telanjang karena dia sedang dalam
keadaan hanya memakai celana dalam. Dia sedang berganti baju di halama
masjid sekolah saat kegiatan ekstra kulikuler berlangsung. Aku
benar-benar tidak sengaja melihatnya, itu salahnya sendiri! “Ganti
celana kok nggak di toilet!” Salah dia juga, kenapa harus memakai
celana dalam warna kuning terang yang sangat mencolok! Ah pokoknya dia
memang norak, tapi hal itulah yang akhirnya menjadi awal kedekatan kami
dan waktu membuat kami jadi saling menunjukkan perasaan cinta satu
sama lain. Setelah lulus sekolah, aku melanjutkan kuliah di salah satu
universitas swasta mengambil jurusan hukum sementara Cruso mengambil
jurusan geologi di perguruan tinggi negeri ternama di kota Bandung.
Semula, semua berjalan dengan baik dan
wajar. Komunikasi kami ok, cinta kami tetap mekar, dan jika ada waktu,
kami akan sempatkan untuk bertemu. Sampai akhirnya, masuk pada tahun
ke tiga masa perkuliahan, semua berubah dan perubahan kondisi itu
menjadi awal terjadinya malapetaka yang mendatangkan penyesalan itu.
Dia mulai sibuk dengan kuliahnya dan
aku mulai kesal karena dia sudah jarang sekali memberikan perhatian
padaku. Pada akhirnya aku tak kuat dengan situasi seperti itu, lalu
aku putuskan untuk mengakhiri hubungan kami. Dia sama sekali tidak
perduli karena saking sibuknya. Sebenarnya dia tidak ingin hubungan
kami berakhir dan memintaku untuk bersabar. Tapi karena aku keras
kepala dan susah dirayu, maka dia pun tak melanjutkan usahanya dalam
membujukku, akhirnya dia mengikuti saja keinginanku untuk putus.
Setelah putus, aku melanjutkan hidupku dengan segudang aktivitas untuk
melupakannya. Perasaan rindu selalu datang tapi aku abaikkan atas nama
harga diri.
Setahun berlalu, semua baik-baik saja,
aku sudah mulai terbiasa. Hingga suatu malam, dia menelponku kembali.
Sebenarnya aku sangat ingin bercerita banyak dan berkata “kangen!!”
saat mendengar suaranya tapi mulut ini sulit berbaik-baik padanya dan
justru malah menunjukkan sikap ketus. Ditelpon, dia bertanya bagaimana
kabarku lalu bercerita bahwa dia sudah selesai sidang. Dia bilang, dia
sangat merindukanku juga ingin kembali lagi menyambung kisah cinta
kami. Dia merayu tapi rayuannya tak mampu meluluhkan hatiku yang keras
bagai batu.
Setelah malam itu, dia terus
menelponku, memberi perhatian dan kadang dia tiba-tiba datang untuk
menjemputku tapi aku masih saja acuh hingga hatiku yang sekeras batu,
lama-lama bisa luluh juga. Saat hatiku mulai terbuka untuk menerimanya
kembali, aku memintanya untuk datang menemuiku jam 7 malam di tempat
biasa kami bertemu dulu.
Aku menunggunya lama sekali. 2 jam
berlalu, dia tak kunjung datang dan membuatku benar-benar kesal lalu aku
putuskan untuk pulang dan benar-benar akan melupakannya, tak ada lagi
kesempatan.
Setelah dua hari, cruso menelponku tapi
aku abaikan karena aku tak ingin mendengar suaranya, aku tak ingin
tahu tentangnya. Ponselku berbunyi lagi, bukan telpon tapi ada sms
masuk. Sms itu ternyata dari Cruso, dalam pesannya dia menuliskan:
Honey, maafin aku ya karena bikin kamu nunggu malam itu!
Aku kecelakaan sayang dan koma selama 2 hari.
Ini sms terakhir karena aku nggak akan pernah muncul lagi.
Aku pergi sayang karena sekarang aku sudah tidak berguna lagi, kakiku diamputasi!
Terima kasih ya sayang!
Aku selalu mencintaimu. Sekarang, esok dan selamanya.
12-04-2008
00:05:42 AM
081320142274
Callback Number
Sms sialan itu menjadi komunikasi
terakhirku dengannya, dia menghilang, tak ada yang mau memberitahuku
tentang keberadaannya, nomornya pun tak lagi aktif. “Cruso bodoh! Kamu juga bodoh Vinaya” Umpatku pada diriku sendiri setiap kali mengingatnya.
Cruso bahkan belum mendengarku berkata
bahwa sebenarnya, aku akan terus mencintainya sekarang, esok dan
selamanya walau bagaimanapun kondisinya. Bukan lagi aku yang tak
memberinya kesempatan tapi justru dia yang tak memberiku kesempatan.
Kini aku tak lebih dari zombie, hilang arah dan gairah hidup. “Aku merindukanmu bodohhhhhhhhhh!”
Amarah menyisakan malu dan penyesalan
Tapi rindu membuatku masih bertahan
Keegoisan menjadikanku buruk
Kau dimana sayang?
Adakah kau merindukanku?
Tidakkah kau mau agar aku menjadi kakimu yang lain?
dari sebuah catatan di facebook
5 November 2009
pukul. 19:23
sebuah cerita mini yang sekarang ku modifikasi
Khayalan yang ku buat tahun 2006, saat masih terpikat pada sosok cinta tak berbalas wkwk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar